– Kebanyakan orang mungkin menghindari nasi karena tinggi kalori dan menggemukkan.
Namun, tanpa kita sadari, masih banyak jenis makanan lain yang lebih tinggi kalori dibandingkan nasi.
Makanan-makanan tersebut seringkali terlupakan dan bisa menyebabkan program penurunan berat badan Anda gagal atau tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Makanan berkalori tinggi yang membuat berat badan bertambah
Banyak makanan yang membuat Anda gemuk biasanya adalah makanan olahan yang tinggi lemak, gula, dan garam.
Jika Anda sedang menjalani program penurunan berat badan, Anda mungkin ingin membatasi atau menghindari makanan berikut: Sebab, efeknya bisa membuat berat badan bertambah lebih banyak dibandingkan nasi.
Berikut ulasan lengkapnya seperti dilansir laman Healthline:
Pizza adalah makanan populer di seluruh dunia.
Sayangnya, kebanyakan pizza tinggi lemak, karbohidrat olahan, dan kalori.
Beberapa merek menggunakan begitu banyak keju sehingga Anda tidak dapat mengontrol kandungan kalori dan garamnya.
Selain keju, unsur lain yang menambah kalori pada pizza adalah topping daging olahan.
Beberapa penelitian mengaitkan konsumsi daging olahan secara berlebihan dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.
Kue kering dan donat sering kali mengandung gula, tepung olahan, dan lemak dalam jumlah tinggi.
Misalnya, satu kue keping coklat berukuran besar mengandung lebih dari 220 kalori, sedangkan satu donat berlapis gula mengandung lebih dari 300 kalori.
Kentang goreng atau keripik kentang seringkali menjadi lauk pauk yang populer.
Rata-rata, satu porsi 177 gram biasanya mengandung 378 kalori.
Selain itu, sebagian besar kentang goreng dibuat dengan banyak tambahan lemak atau garam, dua bahan yang berkontribusi besar terhadap penambahan berat badan.
Belum lagi menikmati kentang goreng atau keripik kentang dengan saus dan mayonaise yang tinggi garam, gula, dan lemak.
Kombinasi makanan ini bisa membuat kita lebih cepat gemuk.
Ilustrasi makanan berkalori tinggi
Sereal beraroma biasanya memiliki kalori lebih tinggi karena gula ditambahkan sebagai bagian dari formulanya.
Laman Healthline juga menyebutkan bahwa sebagian besar sereal manis mengandung sekitar 40% tambahan gula.
Biji-bijian manis juga biasanya diproses dan dimurnikan berkali-kali, sehingga kehilangan banyak serat dan nutrisi akibat proses tersebut.
Untungnya, saat ini ada banyak pilihan makanan lain yang rendah gula dan mengandung biji-bijian yang sehat.
Jadi saat membeli sereal, sebaiknya perhatikan kandungan gulanya dan setidaknya pastikan sereal tersebut terbuat dari gandum utuh yang diproses secepat mungkin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi biji-bijian atau sereal berserat tinggi menurunkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Cokelat hitam telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk menjaga kesehatan fungsi jantung dan otak.
Sayangnya, dark chocolate yang banyak ditemui di pasaran sudah ditambahkan susu atau gula.
Oleh karena itu, mengonsumsi coklat juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Oleh karena itu, cara terbaik mengonsumsi coklat adalah dengan membatasinya setiap hari untuk mencegah obesitas.
Jika Anda kesulitan menekan biaya, sebaiknya pilih cokelat hitam murni, yang memiliki kandungan gula lebih rendah dan tanpa bahan tambahan lain seperti susu atau kandungan lemak lainnya.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak makanan olahan mungkin terkait dengan penambahan berat badan.
Tidak semua makanan olahan tidak sehat, namun sebagian besar tinggi kalori karena diolah dengan tambahan gula, lemak, dan garam.
Beberapa makanan olahan yang sebaiknya dihindari saat mengikuti program penurunan berat badan antara lain:
Mengurangi asupan makanan olahan akan meningkatkan kualitas makanan yang kita makan dan mempermudah menjaga berat badan.
Beberapa orang menghindari nasi tetapi tetap mengonsumsi makanan cepat saji.
Makanan cepat saji biasanya diolah sedemikian rupa sehingga mengandung kalori, lemak, garam, dan gula dalam jumlah yang sangat tinggi.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa makanan cepat saji seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.