Rencana Israel untuk Menghancurkan Gaza, Apakah Tepi Barat Akan Mengalami Nasib Serupa?

by -150 Views

Wilayah Tepi Barat di Palestina dikhawatirkan menjadi medan pertempuran ketiga dalam perang antara Israel dan Palestina. Meningkatnya kekerasan di Tepi Barat menjadi indikasi adanya konflik yang semakin mematikan. Lebih dari 70 warga Palestina telah tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel sejak 7 Oktober, sementara lebih dari 800 orang telah ditangkap oleh Israel. Pada 18 Oktober, pasukan Israel melakukan serangan udara di sebuah kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat yang mengakibatkan kematian sedikitnya 12 orang, sementara seorang petugas Israel juga tewas dalam serangan tersebut.

Kekerasan ini menjadi tantangan bagi Israel dan Otoritas Palestina (PA), yang merupakan badan pemerintah Palestina yang diakui secara internasional dan berpusat di Tepi Barat. Militer Israel telah memperingatkan bahwa mereka berada dalam siaga tinggi dan siap menghadapi serangan dari militan Hamas di Tepi Barat. Hamas telah berupaya untuk memperluas perang dengan menyerang Israel melalui perbatasan Lebanon dan Tepi Barat. Ancaman ini semakin meningkat.

Perlu diketahui bahwa Israel dahulu melancarkan perang melawan kelompok militan Hamas di wilayah Gaza, namun pada tahun 2005, tentara dan pemukim Israel menarik diri dari Gaza. Namun, Israel masih menduduki Tepi Barat yang direbut bersama dengan Gaza dalam perang Timur Tengah tahun 1967. Meskipun Hamas mengontrol Gaza, Tepi Barat terdiri dari kompleks kota-kota, permukiman Israel, dan pos pemeriksaan tentara yang memisahkan komunitas Palestina.

Israel menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967 dan telah membaginya menjadi wilayah yang dijalankan oleh Israel, wilayah kecil yang dikuasai oleh warga Palestina, dan wilayah yang dibagi antara pasukan Palestina dan Israel dalam hal tugas sipil dan keamanan. Israel telah meningkatkan serangan militer, sementara serangkaian serangan dilakukan oleh Palestina yang ditargetkan kepada warga Israel. Menurut PBB, jumlah korban tewas warga Palestina pada tahun 2023 hingga 7 Oktober mencapai lebih dari 220 orang, sementara setidaknya 29 orang di Israel telah tewas akibat konflik ini.