Keputusan Baru dari Presiden Xi Jinping: Respons China terhadap Keadaan Gaza

by -182 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – China kembali mengomentari konflik bersenjata Israel-Hamas yang terus terjadi di wilayah Gaza. Pernyataan terbaru Beijing disampaikan oleh pemerintah Presiden Xi Jinping, melalui utusan khusus China untuk Timur Tengah, Zhai Jun, Senin (23/10/2023).

Dalam pemaparannya, Zhai menegaskan Beijing bersedia melakukan “apa pun yang kondusif” untuk mendorong dialog, mencapai gencatan senjata, dan memulihkan perdamaian di Timur Tengah. Ia juga menggambarkan potensi konflik berskala besar yang dapat menyebar ke negara-negara tetangga.

“Situasi di Gaza sangat serius. China akan melanjutkan komunikasi yang erat dengan semua pihak di komunitas internasional,” kata Zhai, yang baru-baru ini menghadiri pertemuan puncak perdamaian di Kairo, seperti dikutip Al Jazeera.

“China telah dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan darurat kepada warga Palestina melalui PBB dan saluran bilateral untuk membantu meringankan krisis kemanusiaan,” tambah Zhai.

Ucapan Zhai ini mengulangi pernyataan Menteri Luar Negeri China Wang Yi beberapa waktu lalu. Kepada Pangeran Faisal bin Farhan dari Arab Saudi, Wang mengatakan Israel harus “menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza”.

Wang menegaskan kepada Pangeran Faisal bahwa semua pihak tidak boleh mengambil tindakan apa pun untuk memperburuk situasi. Ia menegaskan semua yang terlibat harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin.

“(Israel) harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan komunitas internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza,” tambah Wang.

Eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Ini dilakukan Tel Aviv untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang menyerang Negeri Yahudi itu pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 warga.

Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 4.651 orang sementara 14.254 orang lainnya terluka.

Kementerian itu juga mengatakan 93 warga Palestina pun tewas dalam kekerasan dan serangan Israel di wilayah Palestina lain, Tepi Barat.

Selain serangan besar-besaran, Israel juga telah memutus akses bahan logistik, air, dan utilitas ke wilayah Gaza. Kondisi ini pun telah mengancam kehidupan warga Gaza, dengan fasilitas kesehatan yang makin kewalahan karena banyaknya korban dan stok obat-obatan serta listrik yang terbatas.

Israel sendiri telah memberikan perintah evakuasi terhadap warga Gaza untuk pergi ke Selatan wilayah enklave itu. Lebih dari satu juta warga telah meninggalkan rumah mereka di wilayah utara Gaza.

Situasi ini pun menjadi sorotan PBB. Sebanyak lima badan PBB mengatakan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza telah memasuki “bencana besar”.

“Lebih dari 1,6 juta orang di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata pernyataan dari berbagai lembaga termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, dikutip Channel News Asia.

“Anak-anak, wanita hamil dan orang lanjut usia masih menjadi kelompok yang paling rentan. Hampir separuh penduduk Gaza adalah anak-anak,” tambahnya.

Tiga lembaga lain yang menandatangani pernyataan tersebut adalah Program Pangan Dunia (WFP), badan pembangunan UNDP dan lembaga kependudukan PBB, UNFPA. Mereka pun meminta agar warga dunia bahu membahu membantu Gaza.

“Gaza berada dalam situasi kemanusiaan yang menyedihkan sebelum terjadinya permusuhan terbaru. Sekarang ini merupakan bencana besar. Dunia harus berbuat lebih banyak,” tambah pernyataan itu.

Kapal Perang China

Sementara itu, China dilaporkan menempatkan enam kapal perangnya di Timur Tengah. Setidaknya kapal-kapal tersebut sudah berada selama seminggu lebih di kawasan tersebut.

Mengutip South China Morning Post (SCMP) dan Sputnik, mereka adalah angkatan laut ke-44 militer China (PLA), yang sebelumnya telah melakukan latihan bersama dengan Oman. Terdiri dari kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052D, fregat Jingzhou dan kapal pasokan terintegrasi Qiandaohu.

Hal ini dilakukan persis saat Amerika Serikat (AS) mengirim USS Gerald R Ford, kapal induk paling canggihnya, bersama dengan kelompok tempurnya ke kawasan Asia Barat. Di sisi lain, militer Israel telah memperingatkan bahwa Hizbullah yang didukung Iran, berisiko menyeret negara tetangganya Lebanon ke dalam perang, dan mengatakan rudal anti-tank ditembakkan dari Lebanon pada hari Minggu.

Mengutip Wion, saat ini status kapal perang tersebut saat ini tidak diketahui. Namun laporan ini bertepatan dengan seruan Presiden Xi Jinping untuk gencatan senjata dan koridor kemanusiaan di Gaza.

Komentar Xi sempat disampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouly di sela-sela Forum Belt and Road (BRI) di Beijing, pekan lalu. Media pemerintah mengutip Xi yang mengatakan kepada Madbouly bahwa China mendukung upaya Mesir untuk membiarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

[Gambas:Video CNBC]

Selengkapnya: Tetangga RI Bantu Gaza, Negara Ini Kucurkan Dana Rp 3 M

(sef/sef)