Israel Semakin Brutal, Membunuh 700 Penduduk Gaza Setiap Hari: Peringatan dari Obama

by -337 Views

Serangan Israel semakin memburuk di Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas. Lebih dari 700 orang tewas dalam serangan udara dalam waktu 24 jam.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 704 orang telah meninggal. Juru bicara kementerian, Ashraf Al-Qidra, mengatakan ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam sehari selama dua minggu serangan Israel.

“Ribuan keluarga langsung mengungsi. Semuanya penuh puing dan puing di mana-mana,” kata seorang jurnalis Al-Jazeera, Youmna ElSayed, melaporkan dari Gaza pada Rabu pagi (25/10/2023).

“Drone dan jet Israel terdengar di langit. Semua orang merasa bahwa tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza,” tambahnya.

Israel sendiri mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 400 target Hamas. Mereka mengklaim telah membunuh puluhan anggota milisi Hamas.

Dalam serangan itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim tiga wakil komandan Hamas tewas. Israel telah menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai Hamas hancur.

Saksi mata melaporkan bahwa serangan udara tersebut menghancurkan bangunan tempat tinggal, termasuk di Gaza selatan, tempat Israel meminta warga sipil untuk berlindung.

Pada serangan semalam, sebuah bangunan tempat tinggal empat lantai di kota selatan Khan Younis hancur. Menurut laporan Associated Press (AP), sedikitnya 32 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Di kota Gaza, sedikitnya 19 orang tewas ketika serangan udara menghantam rumah keluarga Bahloul. Menurut saksi mata, masih ada puluhan orang terkubur di bawah puing-puing. Pekerja berhasil menyelamatkan setidaknya dua anak dari gedung yang runtuh.

Selain melakukan serangan udara, Israel juga telah memutus akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, yang disebut Netanyahu sebagai “pengepungan total”.

Lebih dari 40 pusat kesehatan di Gaza telah menghentikan operasinya karena kurangnya pasokan dan kerusakan akibat serangan Israel.

Beberapa truk bantuan telah masuk dari Mesir ke Gaza sejak Minggu. Namun, PBB memperingatkan bahwa akan terjadi “bencana kemanusiaan” jika pengiriman bantuan tidak meningkat secara signifikan.

“Mengirimkan bantuan hanya sedikit dari apa yang dibutuhkan,” kata Juru Bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), Jeremey Laurence.

UNRWA, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Tengah, melaporkan bahwa bahan bakar tidak dapat disalurkan karena perjanjian dengan Israel.

“Bahan bakar sangat diperlukan karena truk tidak dapat bergerak tanpa bahan bakar,” kata juru bicara UNRWA, Tamara Alrifai.

“Saat tanpa bahan bakar, generator di rumah sakit, toko roti, dan pabrik desalinasi air tidak bisa menghasilkan listrik,” tambahnya.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memperingatkan Israel terkait serangan di Gaza. Ia mengatakan bahwa tindakan seperti memotong pasokan makanan dan air dapat “memperkeras sikap Palestina selama beberapa generasi” dan melemahkan dukungan internasional terhadap Israel.

Obama juga menyebut strategi militer Israel yang mengabaikan korban jiwa sebagai bumerang.

“Pemerintah Israel memotong pasokan makanan, air, dan listrik bagi penduduk sipil yang ditawan di Gaza bukan hanya memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berkembang,” kata Obama.

“Hal ini juga dapat memperkeras sikap warga Palestina selama beberapa generasi, mengikis dukungan global terhadap Israel, dan berperan dalam krisis kemanusiaan yang semakin parah,” tegasnya.

Israel telah melakukan serangan udara di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas. Israel telah menjawab serangan ini dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina di Gaza.

Obama juga mengutuk serangan Hamas dan kembali menyatakan dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri. Namun, ia juga memperingatkan risiko terhadap warga sipil dalam perang semacam itu.

Belum jelas apakah Obama telah berkoordinasi dengan Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden, mengenai pernyataannya. Selama masa kepresidenannya, Obama sering mendukung hak Israel untuk membela diri, namun juga menekankan agar Israel menahan diri ketika korban warga Palestina meningkat akibat serangan udara.

Gaza adalah wilayah yang dihuni oleh 2,3 juta orang. Pemerintahan Obama sempat berusaha untuk mencapai perdamaian, tetapi usahanya gagal menjadi perantara dalam negosiasi antara Israel dan Palestina.

Biden, sejak menjadi presiden, belum mencoba melanjutkan perundingan yang telah lama terhenti. Ia menyatakan bahwa para pemimpin di kedua belah pihak terlalu keras kepala dan “iklim” tidak kondusif.

Hubungan antara Obama dan Netanyahu juga tegang saat Obama menjabat. Salah satu faktornya adalah negosiasi perjanjian nuklir dengan Iran pada tahun 2005 yang kemudian dianulir oleh Donald Trump ketika menjabat sebagai presiden.

Dalam pernyataannya, Obama juga menyebut Amerika Serikat sendiri telah gagal mencapai nilai-nilai yang lebih tinggi saat terlibat dalam perang, terutama setelah serangan 11 September 2001.