Inflow ke SBN RI Masih Stabil, Sri Mulyani Lega dengan Kondisi Global yang Suram

by -191 Views

Kementerian Keuangan mencatat bahwa peningkatan suku bunga global telah mempengaruhi pasar keuangan global. Namun, pasar keuangan Indonesia relatif baik meskipun menghadapi risiko ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa tekanan di sektor keuangan terjadi akibat kenaikan suku bunga AS yang cepat dan tinggi. Hal ini menyebabkan keluarnya modal dari banyak negara di seluruh dunia.

“Situasinya relatif baik bagi Indonesia…arus modal masuk ke Indonesia untuk membeli surat berharga kita meningkat cukup tinggi. Hingga bulan Agustus lalu, mencapai Rp 110 triliun. Arus modal masuk ini digunakan untuk membeli surat berharga negara kita,” ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita edisi Oktober 2023, pada Rabu (25/10/2023).

Menurut Sri Mulyani, pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, yang mengindikasikan akan menjaga suku bunga tetap tinggi, juga memengaruhi sentimen pasar. Sentimen ini mempengaruhi arus modal masuk ke pasar keuangan Indonesia, termasuk surat berharga negara (SBN). Arus modal masuk atau capital inflow ke Indonesia tercatat turun sebesar Rp 43,6 triliun. Secara rinci, arus modal masuk ke SBN mencapai Rp 50,51 triliun, sementara pasar modal mengalami keluarnya modal sepanjang bulan September hingga Oktober ini.

“Dengan adanya keluarnya modal yang signifikan pada bulan September-Oktober ini, kita melihat pergerakan nilai tukar rupiah. Sebenarnya, posisi nilai tukar rupiah kita relatif baik,” ungkap Sri Mulyani.

Depresiasi rupiah sepanjang tahun ini mencapai 0,7% (year to date/ytd). Dengan kata lain, Sri Mulyani yakin bahwa penyebab depresiasi rupiah bukan berasal dari fundamental rupiah itu sendiri, melainkan karena penguatan dolar AS.

“Hal ini menggambarkan bahwa secara relatif, dolar AS menguat sehingga banyak mata uang melemah dibandingkan dengan dolar AS,” ujarnya.

Artikel Selanjutnya:

Sri Mulyani Meningkatkan Target Penerbitan SBN Ritel menjadi Rp150 Triliun.

(haa/haa)