Eropa Mengalami Korban Baru dalam Konflik Israel-Hamas

by -178 Views

Konflik antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, telah menimbulkan dampak negatif bagi Eropa. Harga gas alam (LNG) berjangka di Eropa melonjak sebesar hampir 7% menjadi 54 euro per megawatt-jam (sekitar Rp 905 ribu) setelah Mesir mengumumkan bahwa impor gas alam turun menjadi nol dari 800 juta kaki kubik per hari.

Penurunan impor gas alam tersebut disebabkan gangguan pasokan akibat konflik di Jalur Gaza. Mesir berbatasan langsung dengan Gaza dan Israel.

Meskipun aliran dari Mesir ke Eropa hanya sedikit, perang telah menyebabkan penutupan ladang Tamar di Laut Mediterania dan adanya kekhawatiran terhadap keamanan kapal LNG Qatar yang melewati Selat Hormuz.

Harga gas alam di Eropa telah melonjak sekitar 40% sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai. Selain itu, kegagalan kompresor di pabrik pengolahan gas Nyhamna di Norwegia juga memicu kekhawatiran pasokan lebih lanjut.

Meskipun demikian, persediaan gas di Eropa masih sekitar 99% penuh berkat cuaca yang hangat dan impor LNG yang kuat.

Eskalasi konflik di Gaza terus meningkat setelah Israel melakukan serangan sporadis. Serangan ini dilakukan untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang telah menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober dan menewaskan 1.400 warga sipil.

Namun, serangan Israel juga telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 8.000 orang.

Selain melakukan serangan besar-besaran, Israel juga telah memutus akses bahan logistik, air, dan utilitas ke Gaza. Hal ini mengancam kehidupan warga sipil di wilayah tersebut, karena fasilitas kesehatan yang kewalahan dan keterbatasan stok obat-obatan dan listrik.

Terdapat kekhawatiran bahwa konflik ini dapat meluas ke negara-negara tetangga di Timur Tengah. Israel telah mengimbau warga sipil di utara Gaza untuk pindah ke selatan menjelang operasi darat yang diantisipasi.