AS Menginginkan Pinjaman Sebesar Rp 12.300 T Rupiah meski Kekayaannya Mewah

by -358 Views

Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencananya untuk mencari pinjaman sebesar US$ 776 miliar pada Kuartal IV (Q4) 2023. Hal ini dipicu oleh gejolak yang diprediksi akan terjadi di pasar obligasi dunia. Meskipun jumlah pinjaman ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya, Departemen Keuangan AS memperkirakan pendapatan akan meningkat pada periode Oktober-Desember karena pembayaran pajak penghasilan dari California dan beberapa negara bagian lain yang ditangguhkan akibat bencana alam mulai mengalir ke Departemen Keuangan.

Proyeksi ini turut menekan imbal hasil utang Treasury AS, dimana imbal hasil acuan 10 tahun bertahan di 4,88%. Imbal hasil obligasi pemerintah, terutama surat berharga dengan jangka waktu lebih panjang, telah meningkat seiring dengan meningkatnya pasokan obligasi akibat defisit anggaran yang melebar. Ketertarikan terhadap proyeksi pinjaman saat ini lebih tinggi dari biasanya, sehingga hal ini menyebabkan sedikit kelegaan di pasar.

Pengumuman ini dilakukan 10 hari setelah pemerintah mengungkapkan bahwa defisit anggaran fiskal 2023 diperkirakan mencapai sekitar $1,7 triliun, meningkat sekitar US$ 320 miliar dari tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi tetap kuat dan inflasi mulai mereda, pernyataan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kemungkinan akan melambat tajam, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 0,7% pada kuartal keempat dan hanya 1% pada keseluruhan tahun 2024.

Sumber: CNBC Indonesia