Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berencana untuk melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Gaza, Palestina. Hal ini terjadi saat wilayah itu sedang berada dalam rentetan serangan rudal Israel.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan dalam data Kemlu ada 10 orang WNI di wilayah kantong Palestina itu. Jumlah itu terdiri dari 3 relawan MER-C dan 7 warga sipil.
Namun dari jumlah tersebut, hanya akan ada 7 WNI yang dievakuasi. Sementara tiga lainnya, yang menjadi relawan MER-C, memutuskan untuk tetap berada di Gaza.
“Angka ini merupakan jumlah yang verified karena sebelumnya ada yang masuk database kita namun ternyata (WNI tersebut) memiliki keluarga yang bukan WNI,” ujarnya dalam pernyataan pers, Rabu (1/11/2023).
“Tiga relawan MER-C memilih untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan di Gaza dan kita menghormati keputusan tersebut.”
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga ikut menambahkan bahwa evakuasi dari Gaza kemungkinan besar akan dilakukan melalui perbatasan Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, pada hari ini. Maka itu, Kemlu RI terus berkoordinasi dengan Otoritas Mesir.
“Persiapan evakuasi salah satunya menggerakan tim kita dari Kairo ke perbatasan Rafah. Satu-satunya pintu yang terbuka adalah perbatasan Rafah di Mesir. Soal waktunya, saya garis bawahi, kemungkinan hari ini.”
“Tim kita sudah tiba di Rafah pada pukul 15:53 WIB. Tim sudah ada di pintu Rafah. Sekarang kita akan melihat apa yang terjadi di Gaza,” tambahnya.
Sementara itu, untuk WNI yang berada di Israel, Judha menambahkan Kemlu juga telah mempersiapkan evakuasi melalui Amman, Yordania. Proses itu diikuti 4 orang WNI, sementara yang lain ada yang memutuskan untuk melakukan evakuasi mandiri menggunakan pesawat komersial biasa.
“Berdasarkan catatan kami per hari ini total WNI yang ada di Israel ada 123 dan kami sudah memiliki WhatsApp group,” tambah Judha.
Eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Ini dilakukan Tel Aviv untuk menghancurkan kelompok Hamas, yang menyerang Negeri Yahudi itu pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 warga.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Sejauh ini, jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 8.000 jiwa.