Hanya 1,7 Giga Watt, Suntikan Mati PLTU Jauh dari Target Jokowi

by -101 Views

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) baru saja merilis naskah perencanaan dan kebijakan investasi yang komprehensif dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk konsultasi publik.

Dalam naskah tersebut, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiunkan sebesar 1,7 Giga Watt (GW). Angka ini lebih rendah daripada target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan program pensiun dini PLTU batu bara sebesar 5,2 GW.

Kepala Sekretariat JETP Indonesia, Edo Mahendra, menjelaskan bahwa rencana pensiun dini PLTU dengan kapasitas sebesar 5,2 GW masih dalam skenario. Namun, skenario tersebut terbagi menjadi progresif dan konservatif.

Lebih lanjut, Edo menambahkan bahwa program pensiun dini PLTU sebesar 1,7 GW sudah mempertimbangkan kondisi yang ada saat ini. Dukungan konkret untuk pensiun dini PLTU telah datang dari program lain, seperti Melalui program Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih bersih.

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) telah membuka draf rencana investasi ke publik pada tanggal 1 November 2023. Dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dapat diakses oleh publik di situs www.jetp-id.org. Masyarakat dapat memberikan masukan atas draf rencana investasi ini melalui formulir masukan yang tersedia di situs JETP.

Kemitraan JETP adalah inisiatif pendanaan transisi energi senilai lebih dari US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang disepakati antara Indonesia dan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). Sekretariat JETP Indonesia Mulai beroperasi pada April 2023.

Masukan publik yang diterima sebelum tanggal 14 November akan diolah oleh Sekretariat JETP untuk menjadi dasar finalisasi dokumen CIPP. Rencananya, dokumen CIPP yang menjadi dasar implementasi kemitraan JETP akan diluncurkan di Indonesia sebelum konferensi dunia mengenai perubahan iklim Conference of Parties (COP) ke-28 yang akan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun ini.