Bertemu Dibatalkan Setelah Sekolah di Gaza Dibom

by -86 Views

Warga Palestina melaporkan serangan mematikan yang dilakukan oleh Israel di sebuah sekolah di Kota Gaza. Sekolah tersebut digunakan sebagai tempat perlindungan para pengungsi. Kejadian ini terjadi menjelang pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dengan para pemimpin Arab di Yordania untuk membahas tuntutan gencatan senjata.

Menurut saksi mata, serangan Israel menghantam sekolah Al-Fakhoura di kamp pengungsi Jabalia, menewaskan dan melukai banyak pengungsi yang berlindung di sana. Kepala Rumah Sakit al-Shifa, Mohammad Abu Selmeyah, mengatakan bahwa sedikitnya 15 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Salah satu saksi, dalam sebuah rekaman video yang diperoleh Reuters, mengatakan bahwa serangan itu terjadi ketika orang-orang sedang menyiapkan sarapan. Ia menemukan bahwa dua anak perempuannya terluka, satu di antaranya meninggal dan yang lainnya terluka di kakinya. Saksi tersebut juga mengatakan bahwa beberapa gadis lainnya juga terluka oleh serangan tersebut.

Selain itu, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa serangan rudal Israel lainnya menewaskan dua wanita di depan pintu Rumah Sakit Anak Nasser. Beberapa orang juga mengalami luka-luka.

Militer Israel masih belum memberikan komentar mengenai laporan-laporan serangan tersebut.

Sebelumnya, pejabat kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 15 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap ambulans pada Jumat malam. Ambulans tersebut merupakan bagian dari konvoi yang mengangkut warga Palestina yang terluka ke rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa. Militer Israel mengklaim bahwa mereka menabrak sebuah ambulans yang digunakan oleh teroris Hamas dan beberapa anggota pejuang Hamas tewas.

Kementerian Kesehatan Palestina menantang klaim tersebut dan meminta Israel untuk memberikan bukti bahwa ambulans tersebut membawa militan Hamas.

Kondisi kehidupan di Gaza semakin memburuk seiring dengan pertempuran yang terjadi. Makanan menjadi langka, warga terpaksa minum air asin, dan layanan medis terhenti. Lebih dari 9.250 warga Palestina dilaporkan tewas akibat konflik ini. Lebih dari setengah penduduk Gaza, yaitu sekitar 1,5 juta orang, menjadi pengungsi internal.

Dalam pertemuan antara Menlu AS dan para pemimpin Arab, pentingnya gencatan senjata di Gaza menjadi perbincangan utama. Menlu AS menyatakan upayanya untuk menghentikan operasi militer demi alasan kemanusiaan dan untuk menangani masalah tahanan. Para pemimpin Arab juga menyoroti sikap Arab yang meminta segera diberlakukan gencatan senjata, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mencari cara untuk mengakhiri kemerosotan dan ancaman keamanan.

Sementara itu, Amerika Serikat tetap mendukung Israel secara politik dan militer. Namun, mereka juga mengimbau sekutunya untuk mengambil langkah-langkah yang melindungi warga sipil dan mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.