Tolak Gencatan Senjata di Gaza: Berikut Alasannya

by -150 Views

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Gaza akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali dan melakukan serangan lebih lanjut. Namun, ia menekankan bahwa Israel harus melakukan “setiap tindakan yang mungkin” untuk mencegah korban sipil di daerah tersebut.

Blinken menyampaikan komentarnya tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Arab di Yordania, yang menginginkan penghentian pertempuran segera. Para pemimpin Arab tersebut menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyatakan bahwa konflik ini telah menewaskan warga sipil dan menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja. Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun dan tidak akan membawa keamanan bagi Israel atau perdamaian di kawasan tersebut.

Terdapat kekhawatiran bahwa konflik ini dapat menarik aktor-aktor regional lainnya dan menyebabkan destabilisasi di Timur Tengah.

Blinken, yang meminta adanya jeda kemanusiaan daripada gencatan senjata, menyatakan bahwa meskipun Amerika Serikat tidak setuju dengan para pemimpin Arab mengenai beberapa cara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama. Ia menyatakan bahwa kita semua memahami bahwa kita memiliki kepentingan dan tanggung jawab untuk mencari jalan yang lebih baik bersama-sama.

Israel mulai melakukan serangan ke Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Lebih dari 200 orang diculik dan sebagian besar masih disandera. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas, setidaknya 9.488 orang tewas di Gaza.

Kunjungan Blinken ke Yordania dilakukan setelah ia mengunjungi Israel dan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menegaskan bahwa tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera Israel dibebaskan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah fokus melakukan serangan di bagian utara Gaza, dengan memperingatkan warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut. Namun, sekitar 400.000 warga sipil masih berada di wilayah tersebut, menurut utusan khusus AS untuk masalah kemanusiaan Timur Tengah, David Satterfield.

IDF juga melakukan serangan di wilayah selatan dan PBB telah memperingatkan bahwa tidak ada wilayah di Gaza yang aman.