Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pujian kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atas sikapnya yang lantang membela Palestina pada sidang Dewan Keamanan PBB beberapa waktu lalu. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam acara Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Jokowi mengatakan posisi Indonesia terkait perang di Gaza tetap terus memberikan dukungan terhadap Palestina. Sehingga sikap yang ditunjukkan oleh Retno merupakan hal yang tepat. “Coba bapak/ibu lihat Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi waktu di Dewan Keamanan PBB paling lantang, paling keras dan paling menentang,” kata Jokowi. “Saya juga heran Ibu Menlu ini orangnya alus tapi kok di Dewan Keamanan galak banget,” tambahnya.
Selain itu, menurut Jokowi, perang yang terjadi di Gaza ini juga harus diperhatikan. Sebab, hal tersebut bisa memberikan dampak kepada Indonesia.
Saat berbicara dalam Sidang DK PBB di New York, AS, Selasa (24/10/2023), Retno mendesak DK PBB segera bertindak menghentikan konflik Israel – Palestina untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Retno menyebut setiap detik yang terbuang tanpa adanya aksi nyata dari DK PBB berdampak mengerikan bagi warga Palestina di Gaza. Indonesia juga mengutuk keras berlanjutnya agresi Israel terhadap warga sipil di Gaza.
“Saya ingin mengingatkan bahwa DK memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, tidak membiarkan perang berkepanjangan atau membantu salah satu pihak melanjutkan perang,” kata Retno dalam High-Level Open Debate DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah yang diselenggarakan di New York, Selasa (24/10/2023).
Retno juga mengatakan, DK PBB tidak boleh tinggal diam menyaksikan bencana dan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina. Saat ini, Israel melakukan serangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah, blokade listrik, air, bahan bakar, serta pengusiran warga Gaza. Di saat yang sama, warga sipil disandera dan menghadapi ancaman nyawa.
Selain itu Retno menegaskan, Indonesia tidak membuang-buang waktu dalam memobilisasi dukungan internasional. Melalui OKI, ASEAN, dan pertemuan ASEAN-GCC, D8, Indonesia menyerukan kesatuan suara untuk mendesak dihentikannya kekerasan dan fokus pada isu bencana kemanusiaan.
Setidaknya saat ini Indonesia mendesak segera dilakukannya tiga hal, yakni seruan bersama untuk gencatan senjata segera, memprioritaskan akses kemanusiaan, dan kemanusiaan harus dikembalikan ke Dewan Keamanan.
“Tolong gunakan kekuatan besar Anda untuk kemanusiaan. Warga Palestina berhak memperoleh hak dan perlakuan yang setara. Kita semua manusia. Kita semua berhak memiliki rumah. Kita harus tolak pengusiran warga Palestina. Jangan sampai tragedi 1948 kembali terjadi,” kata Retno.
“DK memiliki kekuatan besar, dan dengan kekuatan besar maka tanggung jawab juga besar, untuk mengatasi situasi di Gaza dan akar masalahnya, serta memastikan terwujudnya solusi dua-negara,” lanjutnya.