Serangan Israel ke Jalur Gaza sudah berlangsung selama satu bulan. Serangan tersebut tidak hanya menyebabkan ribuan orang tewas, tetapi juga meluas ke wilayah Tepi Barat dan negara-negara sekitarnya. Data Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 10.000 orang tewas dan 25.000 lainnya terluka selama serangan tersebut. Sedangkan di Tepi Barat, sebanyak 164 warga Palestina tewas dan lebih dari 2.200 orang ditahan.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel hampir mencapai 1.600 orang. Banyak negara mulai menarik diplomat mereka sebagai respons atas kondisi kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Para aktivis juga protes terhadap pasokan senjata ke Israel di Yunani.
Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi lebih banyak truk bantuan kemanusiaan masuk Gaza. Namun, beberapa rumah sakit di Gaza kekurangan bahan bakar, dan beberapa dokter melakukan operasi tanpa anestesi. Israel juga menyatakan akan memiliki kebebasan mutlak untuk bertindak di Gaza pasca-perang.
Israel juga dituduh menargetkan panel surya yang digunakan oleh rumah sakit dan warga sipil di Gaza. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pernyataan seorang menteri junior Israel yang menyatakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melakukan serangan nuklir di Gaza telah menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Di Israel, masyarakat memperingati serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Selama satu menit, mereka menghormati korban tewas akibat serangan tersebut. Konflik yang bergejolak ini telah merenggut banyak nyawa dan mengancam kemanusiaan di wilayah Timur Tengah.
