Chief Ekonom CNBC Indonesia Anggito Abimanyu mencatat ada frasa yang paling sering disebutkan oleh pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud Md dalam visi-misi mereka. Dari 33 halaman visi-misi pasangan itu, Anggito mencatat frasa yang paling sering muncul adalah ‘gerak cepat’ dan ‘mempercepat’.
“Kalau saya baca visi-misi Ganjar-Mahfud ada 33 halaman dan kata yang paling banyak adalah gerak cepat atau mempercepat,” kata Anggito dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia Rabu (8/11/2023).
Anggito merasa penasaran untuk bertanya apakah Ganjar-Mahfud menilai pertumbuhan ekonomi di era Presiden Joko Widodo masih lambat.
“Apakah Anda atau timnya Pak Ganjar-Mahfud menilai yang sekarang ini kurang cepat? Apakah Anda merasakan yang dilakukan sekarang masih lambat? Mohon disebutkan mana-mana yang kurang cepat dan apa engine yang akan digunakan untuk mempercepat,” tanya Anggito.
Sekretaris Eksekutif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Heru Dewanto yang hadir sebagai narasumber mengatakan gerak cepat harus dilakukan bukan tanpa alasan. Dia mengatakan Ganjar-Mahfud mengusung gerak cepat menjadi tema visi-misi karena waktu Indonesia untuk keluar dari negara berpenghasilan menengah tidak lama lagi.
Dia mengatakan Indonesia masuk menjadi kelompok negara menengah sejak 1993 dan terus bertahan pada posisi itu hingga hampir 30 tahun. “Memang meningkat dari menengah bawah ke menengah atas, tapi masih di bawah ambang batas,” ujarnya.
Heru mengatakan pendapatan per kapita di Indonesia masih di bawah US$ 4.700 per tahun. Artinya, kata dia, Indonesia masih perlu meningkatkan pendapatan per kapita warganya hingga US$ 13 ribu untuk bisa menjadi negara maju.
Dia bilang cara satu-satunya untuk mencapai target itu adalah memanfaatkan bonus demografi. Sayangnya, kata dia, bonus demografi Indonesia sudah tidak lama lagi. Dia memperkirakan hanya tersisa waktu 13 tahun hingga potensi jumlah penduduk Indonesia bisa dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi.
“Tidak ada acara lain, selain kita bergegas. Kenapa bergegas, waktu kita tinggal 13 tahun, peluang kita setelah 30 tahun tertahan di negara berpenghasilan menengah adalah memanfaatkan bonus demografi yang hanya datang sekali dalam siklus banyak negara di dunia ini,” katanya.