Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan ekstrem mengalami penurunan di seluruh provinsi di Indonesia pada tahun 2023. Salah satu provinsi yang mengalami penurunan paling banyak adalah Papua.
“Dapat kami laporkan tingkat kemiskinan ekstrem terus turun dan dalam waktu 5 tahun terakhir turun dari 3,6% pada 2018 menjadi 1,12% di Maret 2023,” kata pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2023, Kamis (9/11/2023).
Amalia mengatakan berdasarkan survei BPS pada Maret 2023 jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem di bawah 1% sebanyak 18 provinsi atau 53% dari total provinsi di Indonesia. Sementara jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem 1-5% sebanyak 14 provinsi dan jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem di atas 5% tersisa di 2 provinsi.
Dia mengatakan provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di setiap pulau mengalami penurunan cepat dalam periode Maret 2022 hingga Maret 2023. Amalia memberikan contoh wilayah Maluku dan Papua.
Provinsi Papua, kata dia, mengalami penurunan kemiskinan ekstrem yang sangat cepat dari 10,92% menuju 7,76% di Maret 2023. Dia mengatakan penurunan tingkat kemiskinan ekstrem yang pesat juga terjadi di Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur dari 4,28% ke 2,44% pada 2023.
“Dapat kami sampaikan, penurunan kemiskinan ekstrem tercepat juga terjadi di kawasan Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Yogyakarta, serta wilayah Sulawesi Barat,” paparnya.
Dia berharap data dari BPS tentang kemiskinan ekstrem tersebut akan menjadi rujukan untuk pemerintah pusat dan provinsi dalam mempertajam kebijakan penurunan tingkat kemiskinan ekstrem. Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menargetkan angka kemiskinan ekstrem turun ke 0% pada 2024. “Seluruh provinsi mengalami penurunan tingkat kemiskinan esktrem tanpa terkecuali,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy optimistis target pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi 0% akan tercapai pada 2024. Dia mengatakan pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem membuahkan hasil yang memuaskan setelah 1 tahun dijalankan.
“Hasil selama 1 tahun setelah Inpres itu terbit telah menunjukkan hasil yang signifikan,” kata Muhadjir.
Dia mengatakan data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa angka kemiskinan ekstrem pada Maret 2023 memperlihatkan tren yang positif. BPS, kata dia, menyebut angka kemiskinan ekstrem mengalami penurunan hampir di semua provinsi.
Dia memastikan jika tren penurunan ini terus dijaga, maka target kemiskinan ekstrem 0% tahun depan akan bisa terlaksana. “Jika tren penurunan ini bisa terus terjaga khususnya untuk daerah yang angka kemiskinan ekstremnya masih di atas 1%, maka kita optimis angka kemiskinan ekstrem pada 2024 dapat mendekati 0%,” katanya.