Hasil survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) baru-baru ini telah dirilis oleh Prediksi Survei dan Statistik Indonesia (Presisi). Hasil survei ini mengungkap elektabilitas (keterpilihan) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pulau Lombok.
Survei ini dilakukan mulai tanggal 25 Oktober hingga 8 November 2023 menggunakan metode sampling-acak bertingkat (multistage random sampling) dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei ini melibatkan 880 responden di 5 kabupaten/kota di NTB, dengan margin of error sebesar +/- 3 persen.
Hasil survei menunjukkan bahwa pasangan capres-cawapres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan elektabilitas sebesar 42,70 persen. Disusul oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 22 persen, dan di posisi paling buncit adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan elektabilitas 12,30 persen. Sementara itu, angka pemilih yang tidak menentukan pilihan (swing voters) sebesar 23 persen.
Peningkatan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok menjadi sorotan, terutama karena dukungan dari Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi yang merupakan Wakil Ketua Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud. Namun, pengaruh TGB terhadap elektabilitas Ganjar-Mahfud di Pulau Lombok masih belum signifikan.
Dalam hasil survei ini, Direktur Presisi Darwan Samurdja mengungkapkan bahwa pemilih Prabowo yang didapati setia pada survei ini relatif tidak bergeser dari pilihannya pada 2019. Sementara pemilih Jokowi pada 2019 lebih banyak memilih Anies-Muhaimin.
Selain itu, tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran juga disebabkan oleh sosialisasi yang masif lewat atribut, baliho, atau alat peraga kampanye (APK). Sedangkan Anies-Muhaimin cenderung mendapat dukungan dari pemilih yang cenderung agamis di Pulau Lombok.
Lebih lanjut, Darwan menyatakan bahwa semua kandidat memiliki potensi yang sama untuk meningkatkan elektabilitas mereka melalui berbagai endorsement untuk menarik simpati publik.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa akses di sini: https://www.detik.com/bali/nusra/d-7042268/survei-presisi-ganjar-mahfud-keok-di-lombok-faktor-tgb-tak-berpengaruh