Persiapan Mantan Narapidana Teroris untuk Bertani Bersama di Sawah

by -105 Views

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme akan mengerahkan mantan narapidana teroris untuk menggarap sawah. Namun, kapan mantan napi itu akan mulai menggarap, Amran masih belum bisa memberikan jawaban.
Amran mengatakan, pihaknya dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) hanya menyiapkan alat mesin pertanian (alsintan), teknologi, bibit dan benih saja, sedangkan untuk lahannya akan disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Ada sekitar 1.000 mantan narapidana teroris beserta keluarganya yang terlibat dalam proyek ini.
“Nanti lahannya dari mereka (BNPT). Ditentukan di mana tempatnya, kami tunggu lahannya di mana. Kalau mau berkebun nanti teknologi, alat mesin pertanian, bibit, benih, kami siapkan gratis,” ujar Amran saat ditemui media di Kantor Kementan Jakarta, Senin (20/11/2023).
Sebelumnya, Kepala BNPT, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengatakan pihaknya ingin ikut serta dalam program swasembada beras, di samping itu pihaknya juga ingin agar program ini dapat memberikan peningkatan pada kehidupan para narapidana.
“Hal ini sesuai target Bapak Menteri agar Indonesia bisa kembali swasembada beras. Dan kami ingin ikut dalam program itu di samping akan membangun proses swasembada itu juga akan diberikan peningkatan kehidupan kepada para narapidana,” kata Rycko saat ditemui di Kantor Kementan Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Rycko menyebut program untuk meningkatkan kehidupan mantan narapidana merupakan amanat langsung dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Salah satu program yang diamanatkan oleh presiden adalah bagaimana meningkatkan kehidupan para mantan narapidana bisa kembali produktif. Di samping program-program kawasan keamanan negara, juga ingin mereka memiliki kesempatan untuk berusaha, bekerja, keterampilan sesuai keinginan dan talenta masing masing. Ada yang ingin jadi penjahit untuk pakaian, atau petani. Kemudian salah satunya adalah memberikan manfaat untuk peluang perkebunan dan pertanian,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Rycko, pihaknya meminta pendapat dan bimbingan kepada Menteri Pertanian (Mentan) supaya diberikan cara untuk bagaimana melakukan pertanian dan perkebunan. “Tanah cocok, bibit cocok, cara nanamnya gimana,” ucapnya.
Sementara untuk komoditas yang ditanam, kata Rycko, saat ini adalah padi, karena kebetulan sejalan dengan program yang sedang dijalankan oleh Mentan Andi Amran Sulaiman untuk bisa Indonesia kembali menjadi swasembada beras.