PLN Meminta Komunitas Global untuk Bekerja Sama dalam Mewujudkan Energi Bersih

by -133 Views

PLN (Persero) terus menggenjot Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) paling hijau sepanjang sejarah di Indonesia lewat strategi Accelerating Renewable Energy Development (ARED). Hal itu dilakukan guna mengejar target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 sekaligus mewujudkan kemandirian energi nasional.

Vice President for Afrika, Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP), Joseph Nganga mengatakan, seluruh aliansi yang tergabung dalam GEAPP dan Bank Dunia bekerja keras untuk terus mendorong transisi energi. Ia menilai progresnya sudah baik, karena teknologi, pasar dan pendanaan energi hijau sudah tersedia semua.

Oleh sebab itu, dirinya mengajak segenap pemegang kebijakan yang hadir di COP28 terus berkolaborasi mendorong transisi energi ini.

“Pemerintah mesti terus mendorongnya, karena semua sektornya masih sangat terfragmentasi. Hari ini kita melihat semua ingin berkolaborasi untuk mengatasi fragmentasi dan meningkatkan distribusi energi terbarukan demi mereduksi emisi,” jelas Nganga pada sesi diskusi “From Concept to Impact: Energizing Progress in the Global South’s Energy Transition and Investment Pathways” by GEAPP, dalam rangkaian COP28 Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat (01/12).

Business Leader & Author of “Net Positive” Paul Polman juga mengungkapkan, perubahan sistemik ini tidak bisa dilakukan secara terpisah. Komunitas dunia mesti berkoalisi untuk merancang konsep transisi energi yang berkelanjutan.

“Mungkin separuh dari populasi dunia tidak punya pasokan listrik yang memadai. Kita tahu bahwa ini adalah jalan keluar untuk semua itu, juga solusi untuk menggerakkan sistem perekonomian kita,” ungkap Paul.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang juga sebagai panelis dalam acara tersebut menjelaskan, perubahan iklim adalah persoalan global, karena 1 ton emisi CO2 di Dubai akan menimbulkan dampak kerusakan yang sama dengan 1 ton emisi CO2 di Jakarta. Maka, satu-satunya cara untuk terus maju adalah melalui kolaborasi.

“Ini adalah masalah global untuk itu kita semua harus berkolaborasi dalam mengatasinya. Di samping itu kami di PLN telah memiliki roadmap yang jelas bagaimana transisi energi di Indonesia betul-betul sukses dilakukan,” tutur Darmawan.

Tiga tahun lalu kata Darmawan, PLN berhasil menghapus 13 gigawatt (GW) energi batu bara dalam perencanaan, dan itu berhasil menghindarkan Indonesia dari emisi karbon sebesar 1,8 miliar ton dalam jangka 25 tahun. Kemudian PLN bersama dengan Pemerintah telah merancang ulang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) paling ramah lingkungan dalam sejarah Indonesia.

Darmawan mengungkapkan, RUKN terbaru itu tak hanya berkontribusi dalam mengejar NZE di tahun 2060 atau lebih cepat. Namun RUKN ini memiliki peran ganda yang juga mampu mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga tak bergantung pada energi impor.

“Indonesia adalah negara dengan 17 ribu pulau, kita mengelola 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Energi fosil ini sebagian besar adalah energi impor dan harganya sangat mahal, 1 kilowatt hour (kWh) kira-kira 28 sampai 32 sen. Bagaimana kita bisa beralih dari energi impor ke energi dalam negeri? Kita bisa beralih dari energi fosil ke energi terbarukan (EBT),” kata Darmawan.