Terkuak Rencana Israel yang Muncul sebagai ‘Kiamat’ Baru

by -71 Views

Serangan yang dilakukan Israel di Gaza semakin masif. Pasukan Israel melakukan pengeboman besar-besaran di dekat Deir el-Balah, termasuk di kamp pengungsi Nuseirat, al-Maghazi dan Bureij. Serangan itu terjadi ketika Israel memaksa penduduk untuk mengungsi ke selatan. Selain itu, serangan Israel juga menewaskan setidaknya 32 orang di Khan Younis dan 5 orang di Rafah.

Menurut laporan AFP, Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat setidaknya ada 22.600 korban tewas pada Jumat. Kementerian tersebut juga melaporkan bahwa 162 orang tewas dan 57.910 orang terluka selama 24 jam terakhir. Selain itu, 7.000 orang dilaporkan hilang dalam hampir tiga bulan pertempuran.

Korban di Israel juga kembali direvisi. Korban tewas pada serangan Hamas 7 Oktober lalu berubah dari 1.400 menjadi 1.139 orang. Sebanyak 173 tentara tewas dan 965 lainnya luka-luka. Selain itu, sebanyak 85 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Pengeboman massal terus berlanjut di Gaza tengah, setelah militer Israel dan kendaraan lapis bajanya masuk lebih dalam ke wilayah tersebut, khususnya di sekitar az-Zawaida. Selain penembakan artileri dan serangan udara, ada juga drone penyerang Israel yang melayang di ketinggian rendah di wilayah tersebut.

Kondisi keamanan yang semakin memburuk juga berdampak pada kelangkaan pangan di Gaza. Harga berbagai bahan makanan melonjak drastis, sehingga sekitar 40 persen warga Palestina di Gaza berisiko kelaparan.

Israel juga melakukan penggerebekan besar-besaran di kamp pengungsi Nur Shams di kota Tulkarem. Sekitar 500 orang, termasuk wanita dan anak-anak, diinterogasi oleh pasukan Israel selama dua hari. Insiden ini mengakibatkan korban luka-luka dan penangkapan di antara warga Palestina, selain pemboman rumah-rumah dan penghancuran jalan-jalan, infrastruktur dan fasilitas umum.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menguraikan rencana untuk fase perang selanjutnya, termasuk masa depan Gaza. Salah satu poin pentingnya adalah bahwa Hamas tidak lagi akan mengendalikan Gaza, dan “badan-badan Palestina” akan bertanggung jawab menjalankan wilayah tersebut. Israel juga berencana membentuk “satuan tugas multinasional” yang terdiri dari negara-negara Barat dan Arab untuk mengatur wilayah perbatasan.