Invasi Rusia ke Ukraina akan genap berusia 2 tahun pada Februari 2024 ini. Perang telah merusak banyak infrastruktur di Ukraina dan ikut berimbas pada munculnya ketidakpastian di tingkat global. Lalu bagaimana kondisi perekonomian di kedua negara ini di 2024?
Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan di Rusia akan melambat menjadi 1,3% di 2024 dibandingkan 2,6% pada 2023. “Dan kemudian menjadi 0,9% pada tahun 2025,” seperti dikutip dari laporan Prospek Ekonomi 2024 yang dirilis Bank Dunia, Kamis (11/1/2024).
Bank Dunia menyebut pengetatan kebijakan moneter akan mengurangi permintaan dalam negeri di Rusia.
Bank Dunia menyatakan sanksi terhadap Rusia imbas invasi juga masih akan mempengaruhi kinerja ekspor-impor negara tersebut. “Pengalihan perdagangan ke Cina, India dan Turkiye terlihat jelas untuk ekspor dan impor, namun untuk produk yang terkena sanksi sebagai respons atas invasi, peningkatan impor dari Tiongkok hanya mengimbangi seperempat dari jumlah penurunan impor dari Uni Eropa pada 2022,” tulis Bank Dunia.
“Kendala kapasitas, termasuk ketatnya tenaga kerja, kondisi pasar dan kelangkaan tenaga kerja rumah tangga karena invasi akan terus membatasi pertumbuhan,” tambahnya.
Di lain sisi, prospek ekonomi Ukraina diperkirakan akan lebih cerah di 2024. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Ukraina akan tumbuh sebesar 4,8% di 2023 setelah mengalami kontraksi tajam di 2022. Di 2024 pertumbuhan ekonomi Ukraina juga diprediksi lebih baik dari Rusia, yaitu 3,2% dan melonjak 6,5% dari 6,5% di 2025.
“Meskipun demikian, output tetap ada sekitar 30% lebih pada tahun 2023 dibandingkan tingkat sebelum invasi,” kata Bank Dunia.
Bank Dunia menyebut pertumbuhan di Ukraina didukung oleh peningkatan akses listrik, panen yang lebih baik dan keputusan pemerintah untuk menambah belanja negara. Ukraina disebut juga telah menemukan jalur alternatif untuk mengekspor biji-bijian.
“Tulisan Bank Dunia ini menunjukkan bahwa seiring memasuki tahun ke-2 invasi Ukraina, dampak akan dirasakan terus terutama di perekonomian kedua negara,” demikian akhir artikel dari CNBC Indonesia pada tanggal 12 Januari 2024. Seperti dilansir dari CNBC Indonesia.