Houthi semakin serang di Laut Merah, menembakkan 2 rudal balistik ke kapal AS

by -82 Views

Laut Merah, di Timur Tengah, masih memanas. Dalam update Jumat (19/1/2024) pagi, Houthi kembali menembakkan rudal ke kapal tanker Amerika Serikat (AS).

Mengutip Al-Jazeera, milisi yang berbasis di Yaman itu mengatakan telah menembakkan “rudal angkatan laut” dan menghasilkan serangan langsung. Ini, kata milisi itu, menjadi pembalasan serangan udara AS dan Inggris ke Yaman, yang ke-5 kali dilakukan Kamis malam.

“Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan bahwa pembalasan terhadap serangan Amerika dan Inggris tidak dapat dihindari dan setiap agresi baru tidak akan luput dari hukuman,” bunyi pernyataan Houthi.

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UMTO) membenarkan penembakan itu. Lembaga itu mengaku menerima berita tentang insiden keamanan di sekitar 85 mil laut (sekitar 157 km) di lepas pantai Yaman.

Sementara itu, sesaat setelah keterangan Houthi, AS merilis pernyataan bahwa dua rudal balistik anti kapal telah diluncurkan Houthi ke M/V Chem Ranger, kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall milik AS yang dioperasikan Yunani. Namun AS menegaskan amunisi itu tak mengenai sasaran.

“Kamis malam, sebelum serangan Houthi ke kapal AS, jet tempur Paman Sam diketahui melancarkan lagi serangan baru ke Yaman. Ini menjadi serangan ke lima AS dalam waktu seminggu ke kelompok Houthi.

Hal ini dilakukan setelah Presiden Joe Biden mengisyaratkan serangan tersebut akan terus berlanjut sampai Houthi berhenti menargetkan kapal-kapal di Laut Merah. Serangan terbaru AS menghantam dua rudal anti-kapal Huthi, yang diyakini sedang bersiap untuk ditembakkan ke Laut Merah.

“Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak Oktober 2023. Ini dilakukan sebagai protes serangan Israel ke Gaza.

Houthi mengklaim akan menargetkan kapal-kapal terkait Israel. Serangan telah membuat banyak perusahaan pelayaran menghindari wilayah itu dan memilih memutar ke jalur lain.

Laut Merah adalah jalur terdekat logistik Asia ke Eropa dan sebaliknya, yang melewati Terusan Suez, Mesir. Namun serangan membuat kapal-kapal memutar ke Ujung Harapan di Afrika Selatan.

Hal ini otomatis menambah biaya. Dalam beberapa minggu terakhir, tarif angkutan laut telah meningkat sebesar US$10,000 atau sekitar Rp156 juta per kontainer berukuran 12,1 meter (40 kaki).