Jakarta, CNBC Indonesia – Israel tampaknya belum memutuskan untuk membalas serangan Iran. Ini terlihat dari pertemuan ketiga kabinet perang Israel yang dijadwalkan digelar pada Selasa (16/4/2024), tetapi ditunda hingga Rabu (17/4/2024).
Dilansir Reuters, Kepala staf militer Herzi Halevi telah berjanji bahwa peluncuran lebih dari 300 rudal, rudal jelajah, dan drone dari Iran ke wilayah Israel pada Sabtu malam “akan ditanggapi dengan baik”, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Meskipun serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan kecil, serangan ini meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik semakin meluas, dengan risiko perang terbuka antara musuh lama Iran dan Israel serta para sekutunya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada akhir pekan bahwa negaranya, pelindung utama Israel, tidak akan berpartisipasi dalam serangan balasan Israel terhadap Iran.
Bersama dengan sekutu-sekutunya di Eropa, Washington pada Selasa malah berusaha memperketat sanksi ekonomi dan politik terhadap Iran dalam upaya untuk menjauhkan Israel dari pembalasan besar-besaran.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan dia “memimpin serangan diplomatik”, menulis surat ke 32 negara untuk meminta mereka menjatuhkan sanksi terhadap program rudal Iran dan mengikuti Washington dalam melarang kekuatan militer dominannya, Korps Garda Revolusi, sebagai kelompok teroris.
Sanksi Baru
Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan AS akan menggunakan sanksi, dan bekerja sama dengan sekutunya, untuk terus mengganggu “aktivitas jahat dan destabilisasi” Iran.
Dia mengatakan pada konferensi pers di Washington bahwa semua opsi untuk mengganggu “pendanaan teroris” Iran telah dibahas, dan dia memperkirakan sanksi lebih lanjut terhadap Iran akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell, berbicara di Brussels setelah konferensi video darurat para menteri luar negeri Uni Eropa, mengatakan beberapa negara anggota telah meminta agar sanksi terhadap Iran diperluas dan bahwa layanan diplomatik blok tersebut akan mulai mengerjakan proposal tersebut.
Borrell mengatakan usulan tersebut akan memperluas sanksi yang berupaya membatasi pasokan drone Iran ke Rusia sehingga juga mencakup penyediaan rudal dan juga dapat mencakup pengiriman ke proksi Iran di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengatakan sebelumnya pada Selasa bahwa beberapa anggota UE telah berjanji untuk mempertimbangkan kembali perpanjangan sanksi. Ia menambahkan bahwa akan berangkat ke Israel dalam beberapa jam untuk membahas bagaimana mencegah eskalasi.
Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, bentrokan telah meletus antara Israel dan kelompok-kelompok pendukung Iran yang berbasis di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak.