Beberapa perusahaan China menerapkan tindakan diam-diam saat melakukan transaksi dengan Rusia. Hal ini terjadi karena Moskow tengah mendapat hujan sanksi ekonomi dari Barat yang membuatnya terputus dari jalur pembayaran internasional.
Ketika bank-bank besar China menarik diri dari pembiayaan transaksi yang terkait dengan Rusia, beberapa perusahaan China beralih ke bank-bank kecil di perbatasan dan saluran pembiayaan ilegal seperti perantara uang.
“Anda tidak bisa melakukan bisnis dengan baik menggunakan saluran resmi,” kata seorang sumber yang bernama Wang seperti yang dikutip oleh Reuters pada Senin, 29 April 2024.
Wang menyatakan bahwa untuk menyelesaikan pembayaran untuk barang-barang listriknya, perusahaannya yang berbasis di Guangdong sedang mempertimbangkan untuk menggunakan broker mata uang yang aktif di sepanjang perbatasan China-Rusia.
Ia juga mengatakan bahwa bank-bank resmi kini telah mulai membatasi proses bisnis dengan Rusia karena Amerika Serikat khawatir akan memberlakukan sanksi terhadap mereka.
Seorang bankir Rusia juga mengungkapkan bahwa melakukan pembayaran dalam bentuk kripto mungkin merupakan satu-satunya pilihan, meskipun kripto telah dilarang di China sejak tahun 2021.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan “kekhawatiran serius” bahwa China “mendorong perang agresi brutal Rusia terhadap Ukraina”. Ini disampaikan setelah pertemuan dengan diplomat teratas China, Wang Yi.
Meskipun Washington telah memperingatkan bahwa mereka siap mengambil tindakan terhadap lembaga keuangan China yang memfasilitasi perdagangan dengan aplikasi militer dan sipil, Washington belum melakukannya.
China menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima sanksi sepihak yang dianggap ilegal. Mereka juga menegaskan bahwa kerja sama perdagangan normal antara China dan Rusia tidak boleh diganggu oleh pihak ketiga manapun.