Apakah Akan Terjadi Pertumpahan Darah Baru Jika Sekutu Iran di Irak Menembaki Israel?

by -79 Views

Situasi di Timur Tengah semakin memanas. Kelompok bersenjata Syiah yang didukung oleh Iran di Irak telah meningkatkan serangan roket dan rudal terhadap Israel dalam beberapa minggu terakhir.

Serangan tersebut, yang sering dilakukan dari jarak ratusan mil, tidak dianggap sebagai ancaman besar oleh pejabat Barat dan pakar Israel seperti serangan dari Hamas dan Hizbullah.

Meskipun demikian, serangan tersebut telah meningkat dalam jumlah dan tingkat kecanggihannya. Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan pernyataan militer Israel, setidaknya dua rudal telah mencapai sasaran mereka, dan banyak lainnya harus dihancurkan oleh pertahanan AS dan Israel.

Senjata baru seperti rudal jelajah telah digunakan secara reguler sejak Mei dan lebih sulit dihancurkan oleh pertahanan udara.

Beberapa sumber anonim mengatakan bahwa serangan oleh faksi Irak, termasuk Kataib Hezbollah dan Nujaba, telah meningkatkan kekhawatiran bagi AS.

Keadaan ini juga membuat was-was sebagian orang di Iran dan sekutu mereka, Hezbollah di Lebanon, yang berhati-hati dalam keterlibatan mereka dengan Israel untuk mencegah konflik yang lebih luas.

Pemerintah Irak, yang berhati-hati dalam menyeimbangkan hubungan dengan AS dan Iran, tidak secara resmi menyetujui serangan tersebut tetapi tidak dapat atau tidak ingin menghentikannya.

Kritikus mengatakan hal ini menunjukkan batas kekuasaan Perdana Menteri Irak, yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi dengan kelompok bersenjata yang didukung Iran.

Irak sendiri tidak mengakui Israel dan memiliki undang-undang yang menghukum mati atau penjara bagi siapa saja yang mencoba memperbaiki hubungan dengan Israel. Israel menganggap Irak sebagai negara bawahan Iran dan koridor utama untuk senjata dari Iran ke kelompok bersenjata lainnya, termasuk Hizbullah.