Mengapa Dua Partai Besar, PDIP dan PKB, Memilih Anies untuk Didukung di Pilkada DKI Jakarta?

by -53 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Anies Rasyid Baswedan merupakan salah satu tokoh yang menjadi pusat perhatian menjelang pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta periode 2024-2029 yang akan dibuka pada 27 Agustus-29 Agustus mendatang.

Beberapa partai politik telah memberikan dukungan dan tertarik untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu dalam pertarungan dalam pesta demokrasi mendatang. Secara resmi, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera telah memutuskan untuk mengusung Anies bersama Wakil Ketua Majelis Syuro M. Sohibul Iman.

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Daerah Khusus Jakarta juga telah menyatakan dukungannya. Meskipun Dewan Pimpinan Pusat PKB masih belum menyampaikan keputusan resmi partai.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Puan Maharani, juga menganggap Anies sebagai sosok yang menarik untuk diusung dalam Pilgub Jakarta 2024. Potensi duet Anies dengan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa juga menjadi perbincangan.

Pada perkembangan terbaru, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep, membuka peluang untuk berkoalisi dengan PKS. Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menyatakan bahwa partai yang ingin berkoalisi dengan PKS harus mendukung duet Anies-Sohibul.

Lalu, mengapa banyak partai mendekat untuk mendukung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024? Padahal, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Anies beberapa kali kalah dari calon gubernur DKI yang akan diusung Koalisi Indonesia Maju, yaitu Ridwan Kamil.

Musfi Romdoni, seorang analis sosial-politik dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menyatakan bahwa fakta tersebut menunjukkan bahwa Anies sebenarnya tidak terlalu populer.

Namun, Musfi memiliki tiga alasan mengapa Anies menjadi magnet bagi partai-partai menjelang pendaftaran Pilgub Jakarta 2024. Pertama, beberapa partai memiliki survei internal yang mungkin menunjukkan elektabilitas Anies yang tinggi.

Kedua, masalah persepsi juga menjadi faktor penting. Meskipun elektabilitas Anies mungkin tidak unggul secara signifikan, banyak pihak sudah percaya bahwa Anies pasti akan menang.

Ketiga, banyaknya partai yang mendekat bukan berarti bahwa kubu Anies secara otomatis akan menguat. Partai seperti PDIP dan PKB ingin mengusung calonnya sendiri, yang berarti mereka ingin memecah tim Anies-Sohibul.

Mendekatnya partai-partai seperti PDIP, PKB, dan PSI juga berpotensi membuat kalkulasi koalisi menjadi lebih rumit. Jika soliditas dapat terjaga, tentu itu akan menjadi hal yang baik.

Namun demikian, jika soliditas dukungan menurun, bergabungnya partai-partai baru tidak akan memberikan kekuatan kepada koalisi.