Wilayah mana yang akan menjadi lokasi pecahnya Perang Dunia Ke-3?

by -21 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Eskalasi geopolitik sedang meningkat di wilayah Timur Tengah hingga Eropa. Keadaan ini telah memicu polarisasi antara negara-negara adidaya.

Di Eropa, Ukraina telah melancarkan serangan balik ke Rusia. Bahkan pasukan Kyiv telah kembali menginvasi beberapa wilayah di Negeri Beruang Merah.

Sementara itu, serangan Israel ke Palestina semakin intensif. Konflik antara Hamas dan Israel terus berlanjut, ditambah dengan ketegangan antara Houthi dan Amerika Serikat di Yaman. Tak hanya itu, ketegangan antara China dan Taiwan juga terus muncul.

Jurnalis senior yang fokus pada isu Internasional, Nick Giambruno, mengungkapkan bahwa polarisasi yang terjadi telah mengulangi perang proksi, seperti yang terjadi di Vietnam dan Korea. Dalam sebuah artikel di Doug Casey International Man akhir pekan ini, Giambruno menyebut ada 3 perang proksi besar yang dapat memicu perang dunia ketiga (PD 3).

Berikut adalah tiga daftar perang proksi yang dapat membawa dunia ke dalam PD3 sebagaimana yang dijelaskan oleh Giambruno:

1. Taiwan vs China

Beberapa waktu yang lalu, China melakukan latihan militer selama dua hari di sekitar Taiwan, yang diberi nama Joint Sharp Sword-2024A. Latihan militer ini sebagai respons terhadap apa yang disebut sebagai tindakan separatis Taiwan. Latihan tersebut melibatkan angkatan udara dan angkatan laut China yang menyekat pulau Taiwan sepenuhnya dengan kapal dan pesawat tempur.

Banyak yang mempercayai bahwa latihan ini adalah persiapan untuk invasi. Apalagi, unjuk kekuatan ini dilakukan setelah Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, mulai menjabat. Lai pernah menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Taiwan.

Ancaman ini telah membawa konflik terbuka antara China dan Amerika Serikat (AS), yang mendukung Taiwan. Kedua negara tersebut merupakan kekuatan nuklir dan ekonomi terbesar di dunia.

Giambruno melihat bahwa Washington tengah berusaha menahan eskalasi yang lebih lanjut. Ia berpendapat bahwa eskalasi sedang ditekan karena China dapat menanggapi setiap langkah AS dan sekutunya hingga terjadi perang nuklir total.

2. Ukraina vs Rusia

Ukraina telah menjadi arena pilihan NATO untuk menghadapi Rusia selama bertahun-tahun. AS, sebagai pelindung NATO, telah menghabiskan miliaran dolar untuk campur tangan di Ukraina jauh sebelum konflik saat ini terjadi pada Februari 2022.

Giambruno memperkirakan bahwa AS telah mengalokasikan sekitar US$ 5 miliar untuk “demokratisasi” di Ukraina sebelum tahun 2022. Dana tersebut diberikan melalui USAID, National Democratic Institute, dan International Republican Institute, serta organisasi non-pemerintah seperti Freedom House, George Soros’ Open Society Foundations, dan National Endowment for Democracy.

Pada tahun 2024 ini, Giambruno memperkirakan bahwa Ukraina telah mencapai titik kritis, dengan mengalami kemunduran serius di medan perang karena Rusia terus memperluas wilayahnya. Rusia kini memiliki momentum dan inisiatif.

Pendanaan dari AS juga mulai menipis. Para pemilih di Amerika dan Eropa semakin lelah dengan perang karena rakyat berjuang melawan tekanan ekonomi dan inflasi yang meningkat.

3. Timur Tengah

Giambruno melihat bahwa hubungan antara China-Rusia sedang kuat. Sementara itu, NATO yang dipimpin oleh AS melakukan perlawanan terakhir mereka untuk mencegah munculnya tatanan dunia multipolar. Hal ini diperkirakan akan terjadi di Timur Tengah.

Menurutnya, Timur Tengah akan menjadi medan pertempuran penentu untuk mengetahui siapa yang akan menang dalam PD3 dan membentuk tatanan dunia baru.

Konflik di Timur Tengah belakangan ini semakin memanas. Ini terjadi setelah pecahnya konflik antara Israel dan kelompok penguasa Gaza Palestina, Hamas.

Konflik yang menewaskan sekitar 40 ribu warga sipil Palestina telah menarik perhatian kelompok milisi yang pro Iran, yang merupakan rival utama Israel.

Kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman telah melancarkan serangan terhadap Israel untuk memaksa Tel Aviv menghentikan serangannya ke Gaza. Pertempuran antara wilayah-wilayah yang berseteru ini meningkatkan risiko munculnya PD3 di Timur Tengah.

(haa/haa)