Bahlil Sebut Banyak ‘Setan’ Mengganggu Proyek Kebanggaan Jokowi

by -4 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa ada banyak ‘setan’ yang mengganggu jalannya proyek ‘kebanggaan’ Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yaitu hilirisasi pertambangan nikel.

Bahlil menyatakan bahwa saat ini Indonesia telah menjadi negara dengan pasar nikel terbesar di dunia berkat kesuksesan hilirisasi di dalam negeri.

“Ini sekali lagi. Nah, tapi bukan gak ada setannya ya Bapak-Ibu semua. Ini setannya banyak sekarang. Untuk komoditas dari turunan hilirisasi nikel, kita sudah menjadi terbesar di pasar dunia,” kata Bahlil, Rabu (9/10/2024).

Salah satu ‘setan’ yang mengganggu proyek hilirisasi nikel di Indonesia, menurut Bahlil, adalah ketika Indonesia dijegal oleh negara lain, khususnya negara-negara Uni Eropa. Uni Eropa merayu Indonesia karena Indonesia sudah mampu mengolah sumber mineral kritis.

“Jadi waktu kami menyetop ekspor bijih nikel, di saat saya masih menteri investasi, ini rayuannya dimana-mana paling banyak. Kita dibawa oleh Uni Eropa … Kita dirayu. Saya cek kenapa mereka dirayu kita sedemikian rupa. Ternyata Bapak-Ibu semua, nikel ini sekarang sudah masuk dalam kategori kritikal mineral,” tandasnya.

Seperti yang diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sering memamerkan hasil dari ‘program kebanggaan’nya, yaitu hilirisasi nikel. Nilai ekspor dari hilirisasi tersebut mengalami kenaikan signifikan.

Berdasarkan data yang disebutkan Presiden Jokowi, nilai ekspor hilirisasi nikel RI melejit dari Rp 33 triliun ketika hanya mengekspor bijih nikel, kini menjadi Rp 510 triliun.

Presiden Jokowi juga mengakui bahwa kebijakannya untuk mengembangkan hilirisasi dengan menyetop ekspor bijih nikel ke luar negeri mendapat pandangan pro dan kontra, termasuk gugatan dari Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Namun, Jokowi menegaskan bahwa negara ini adalah negara yang berdaulat dan mengutamakan kepentingan nasional. Indonesia tidak akan didikte oleh siapapun.

Yang terpenting saat ini, menurut Jokowi, Indonesia telah memulai pengembangan industri sebagai ekosistem besar dari kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Impian untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi mulai terwujud satu persatu.