Di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di sektor industri tekstil dan elektronik, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan bahwa lebih dari 1 juta lapangan pekerjaan tersedia sejak pembukaan pabrik pada tahun 2024. Data dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) menunjukkan bahwa sektor manufaktur berhasil menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja baru pada tahun yang sama, melampaui jumlah PHK yang dilaporkan Kementerian Ketenagakerjaan. Menteri Agus menyatakan empati terhadap perusahaan dan pekerja yang terkena dampak PHK, sambil menekankan upaya pemerintah untuk mendorong investasi baru dan produksi industri baru guna menciptakan lapangan kerja alternatif.
Rasio penyerapan tenaga kerja baru di sektor manufaktur terhadap jumlah PHK terus meningkat, mencapai 1 banding 20 pada tahun 2024. Hal ini menandakan pertumbuhan sektor industri manufaktur yang terus membuka lapangan kerja. Faktor-faktor seperti penurunan permintaan pasar ekspor, manajemen yang buruk, perubahan strategi bisnis, dan perkembangan teknologi menjadi penyebab utama penutupan perusahaan dan PHK. Meskipun demikian, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa lapangan kerja yang terbuka jauh lebih besar daripada yang ditutup, dengan pertumbuhan sektor industri yang positif.
Kemenperin dan Kemnaker terus berupaya bekerja sama dalam mengatasi tantangan di sektor industri untuk menjaga lapangan kerja yang terbuka. Data-data terkait PHK dan penyerapan tenaga kerja baru terus dimonitor guna menemukan solusi yang tepat dan berkelanjutan. Dengan upaya bersama antara pemerintah, pelaku industri, dan stakeholders terkait, diharapkan sektor industri Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.