PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperkuat infrastruktur gas bumi untuk mendukung hilirisasi migas dan ketahanan energi nasional. Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menekankan pentingnya peran gas bumi dalam hilirisasi migas untuk mengurangi ketergantungan impor energi dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi. PGN merespons dengan program strategis pengembangan gas bumi, termasuk membangun pipa transmisi dan distribusi gas bumi untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah dan akses gas bumi bagi pengguna baru. Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengungkapkan bahwa infrastruktur beyond pipeline seperti terminal Penerima LNG dan LNG Hub sedang dikembangkan untuk meningkatkan storage LNG dan ketahanan suplai gas. Selain itu, PGN juga mendukung pengurangan impor LPG melalui pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas) dengan rencana membangun 200.000 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2025. Pemanfaatan gas bumi melalui jargas berpotensi mengurangi impor LPG hingga 100.000 metrik ton dan menghemat subsidi energi hingga Rp 672 miliar per 1 juta sambungan. Proyek Biomethane dari limbah kelapa sawit juga sedang dipromosikan, di mana biomethane akan diinjeksikan pada jaringan pipa eksisting di Sumatera. Semua langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan energi hijau ke depan.
Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi Didorong oleh PGN
