Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menjelaskan proses penambahan zat aditif pada Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan, khususnya pada jenis Pertamax (RON 92) di depo atau terminal BBM. Penambahan zat aditif deterjen pada BBM RON 92 bertujuan mengurangi karat pada mesin kendaraan yang dapat mengganggu suplai bahan bakar dan mengurangi daya mesin sehingga kendaraan akan lebih boros. Selain itu, proses pewarnaan bensin juga dilakukan di depo BBM untuk membedakan jenis BBM yang akan disalurkan kepada masyarakat.
Penambahan aditif dan pewarnaan BBM dilakukan di depo, bukan di kilang, dimana zat aditif dan pewarna yang ditambahkan tidak mengubah RON BBM tersebut. Sedangkan, proses pencampuran untuk meningkatkan nilai oktan (RON) dilakukan di kilang sebelum disalurkan ke depo. Pewarnaan pada BBM bertujuan memudahkan pengawasan dan membedakan kandungan dalam BBM, terutama untuk membedakan BBM subsidi dengan BBM komersial. Misalnya, BBM RON 90 atau Pertalite berwarna hijau, Pertamax berwarna biru, dan Pertamax Turbo berwarna merah.
Meskipun BBM berwarna bening kekuningan, pewarnaan pada BBM tidak mengubah kandungan BBM tersebut. Oleh karena itu, pewarna tidak mempengaruhi sifat fisika-kimia atau RON BBM. Pewarnaan ini membantu konsumen untuk memastikan jenis BBM yang mereka beli, seperti Pertamax yang berwarna biru. Dengan demikian, konsumen dapat lebih mudah mengontrol transaksi bahan bakar yang mereka lakukan.