Tanda Emas Baru Muncul, Apakah AS Siap Hadapi Resesi?

by -10 Views

Emas sebagai Pertanda Buruk bagi Perekonomian AS
Emas digadang-gadang menjadi pertanda buruk bagi perekonomian Amerika Serikat (AS). Hal ini disebabkan sifat emas yang berlawanan dengan dolar AS. Dikutip dari Financial Times, terjadi lonjakan impor emas AS yang besar karena para pedagang mencoba mengantisipasi potensi tarif. Namun, dampak ekonomi dari pergerakan emas berbeda dengan barang konsumsi lainnya, karena emas cenderung tidak aktif dan tidak diolah kembali di brankas. Hal ini akhirnya memengaruhi pelebaran defisit perdagangan AS.

Data perdagangan AS dengan Swiss menunjukkan arus emas yang masuk ke AS. Defisit perdagangan AS dengan Swiss tumbuh menjadi US$ 22 miliar (Rp 361 triliun) pada bulan Januari, hampir sebesar defisit perdagangan AS dan China. Trend serupa juga terjadi dengan Australia, di mana lonjakan ekspor emas Australia memperburuk neraca perdagangan dengan AS pada bulan Januari.

Perkiraan PDB yang disesuaikan dengan emas dari Goldman Sachs untuk kuartal pertama lebih optimistis yaitu 1,3%. Namun, perkiraan pertumbuhan 2025 telah dipangkas, dan “kemungkinan resesi” dinaikkan menjadi 20%. Menurut Goldman, impor emas yang besar merupakan langkah untuk menyesuaikan pengeluaran warga AS terhadap barang impor yang dikenai tarif. Tarif yang lebih besar berpotensi mempengaruhi pertumbuhan PDB dan inflasi PCE di AS.

Goldman telah menaikkan potensi resesi dengan jumlah terbatas karena melihat adanya risiko kebijakan yang bisa berubah. Gedung Putih memiliki opsi untuk menarik kembali aturan tarif jika risiko resesi semakin serius. Risiko resesi merupakan hal yang harus dimonitor secara cermat untuk mengantisipasi setiap perubahan kebijakan yang terjadi.

Source link