Penawaran Rumah Murah Krisis Properti

by -9 Views

Krisis properti yang melanda China memaksa sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu untuk mencari cara baru menarik pembeli real estate. Salah satu kota yang menjadi sorotan adalah Fuxin, yang berjarak dua setengah jam perjalanan kereta dari Beijing. Harga perumahan di Fuxin telah menjadi viral di media sosial, dengan banyak netizen menggambarkannya sebagai “harga properti yang sangat murah, seharga sayuran kol.” Data dari Anjuke menunjukkan bahwa flat bekas di Fuxin memiliki harga rata-rata sekitar US$ 590 (Rp 9,7 juta) per M2, jauh lebih murah dari kota-kota besar lainnya seperti Shanghai dan Xiamen.

Fuxin juga terkenal dengan biaya hidup yang relatif lebih murah, dengan banyak video di media sosial memperlihatkan pasar pagi kota sebagai tempat belanjaan murah. Selain itu, kota ini menarik perhatian kaum milenial yang mencari alternatif dari tekanan kehidupan modern dengan anggaran terbatas. Fuxin merupakan salah satu kota di China tingkat keempat yang menawarkan pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin memulai kehidupan baru atau sekadar ‘tang ping’ dengan biaya hidup yang rendah.

Meskipun sebelumnya terdampak oleh krisis perumahan, upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi lokal telah mulai menghasilkan hasil positif di Fuxin. Tahun lalu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Liaoning melampaui rata-rata nasional, dan populasinya mengalami pertumbuhan bersih untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Meski demikian, masuknya pendatang baru ke Fuxin telah menimbulkan perasaan campur aduk di antara penduduk lokal, yang khawatir akan naiknya harga properti akibat arus migrasi yang tinggi.

Source link