Reformasi Intelijen Indonesia: Mengatasi Ketergantungan Teknologi Asing dalam Sistem Intelijen

by -13 Views

Reformasi Intelijen Indonesia: Membangun Keberlanjutan

Reformasi intelijen Indonesia menghadapi dua tantangan utama yang perlu segera diatasi, yaitu pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan. Hal ini diungkapkan oleh Aditya Batara Gunawan, Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, dalam diskusi bertajuk “Dinamika Reformasi dan Tata Kelola Intelijen” yang diselenggarakan di Kampus Universitas Bakrie, Jakarta.

Reformasi Intelijen Indonesia harus dilakukan secara terstruktur dan terukur, dengan memperhatikan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan. Diskusi ini menyoroti perlunya model pengawasan yang lebih objektif dan akuntabel agar tidak terjebak dalam kepentingan politik tertentu. Menurut Aditya, pengawasan intelijen harus lebih transparan dan memiliki kontrol demokratis yang efektif.

Rizal Darma Putra, Direktur Eksekutif LESPERSSI, menekankan pentingnya akuntabilitas dalam pengawasan intelijen. “Prinsip akuntabilitas tetap harus dijaga agar ada kontrol demokratis yang efektif,” ujarnya. Reformasi Intelijen Indonesia harus memperhatikan kewenangan penyidikan dalam kasus penyimpangan agar pengawasan tidak hanya formalitas tetapi juga mampu mengungkap penyalahgunaan wewenang dalam lembaga intelijen.

Reformasi Intelijen Indonesia juga harus memperhatikan perkembangan teknologi intelijen dan perubahan dalam kelembagaan BIN. Meskipun BIN telah berkembang pesat dan lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis, tantangan seperti kultur intelijen yang semakin terbuka juga harus diatasi. Andhika Dinata menyoroti perlunya menjaga prinsip incognito dan keterlibatan masyarakat sipil dalam struktur BIN yang masih minim.

Diyauddin, analis utama Maha Data Lab 45, mengingatkan bahwa ketergantungan pada teknologi asing dalam sistem intelijen nasional dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius. Dalam menghadapi ancaman siber seperti disinformasi dan manipulasi data, perlunya respons cepat juga menjadi fokus. Oleh karena itu, Reformasi Intelijen Indonesia harus lebih terstruktur dan mengintegrasikan aspek keamanan siber dalam tata kelola intelijennya.

Dalam rangka memperkuat keberlanjutan reformasi intelijen, diperlukan strategi yang lebih matang dan berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang lebih baik, Reformasi Intelijen Indonesia dapat menjadi lebih transparan, profesional, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global. Diskusi yang dipandu oleh Yudha Kurniawan, Kepala Laboratorium Ilmu Politik Universitas Bakrie, ini penting untuk membangun kesadaran akan perlunya Reformasi Intelijen Indonesia yang lebih struktural dan berkelanjutan.

Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: Dua Tantangan Utama Dalam Tata Kelola Dan Pengawasannya
Sumber: Dua Tantangan Utama Dalam Tata Kelola Intelijen