AC adalah perangkat elektronik yang umum digunakan untuk menyejukkan ruangan, terutama di daerah beriklim tropis. Namun, penggunaan AC yang kurang efisien dapat membuat tagihan listrik melonjak. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghitung daya listrik yang dikonsumsi AC berdasarkan satuan PK (Paard Kracht) agar dapat memperkirakan biaya listrik bulanan secara lebih akurat.
Konversi kapasitas PK pada AC ke daya listrik dalam watt yang umum digunakan antara lain untuk AC split standar, AC low watt, dan AC inverter. Menghitung tarif listrik AC bisa dilakukan dengan memahami daya listrik yang tersedia di rumah dan menghitung konsumsi daya AC berdasarkan durasi pemakaian. Misalnya, jika rumah memiliki daya listrik 2200 VA, maka tarif yang berlaku adalah Rp1.467,28 per kWh.
Langkah berikutnya adalah mengetahui jumlah AC yang digunakan beserta daya listriknya. Misalnya, jika terdapat dua unit AC dengan masing-masing kapasitas dan daya tertentu, maka konsumsi listrik harian dapat dihitung berdasarkan durasi pemakaian. Total daya listrik yang digunakan kemudian dikonversi ke satuan kilowatt-hour (kWh) dengan cara membaginya dengan 1.000.
Untuk mengetahui biaya listrik yang harus dibayar, hasil konversi tersebut dikalikan dengan tarif dasar listrik yang berlaku. Estimasi biaya listrik dalam satu bulan kemudian dapat dihitung dengan mengalikan hasil perhitungan harian dengan jumlah hari dalam sebulan. Dengan pemahaman tentang konsumsi daya listrik harian, pengguna dapat memperkirakan tagihan listrik bulanan dan mengatur penggunaan AC agar lebih hemat dan efisien.