Pasukan militer junta Myanmar menembaki rombongan konvoi kendaraan dari Pemerintah China yang membawa bantuan darurat pasca gempa. Hal ini terjadi saat Myanmar baru saja mengalami bencana gempa, yang juga terjadi saat negara itu berada dalam perang saudara. Mengutip Radio Free Asia (RFA), Juru Bicara junta, Zaw Min Tun, mengatakan konvoi 9 kendaraan milik Palang Merah China sedang membawa perbekalan pada hari Selasa di dekat kota Nawnghkio di negara bagian Shan ketika tentara menembaki mereka. Penembakan dilakukan karena ada kesalahpahaman terkait ancaman keamanan.
Pernyataan juru bicara junta militer itu muncul setelah pasukan anti-junta Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang, atau TNLA, melaporkan insiden tersebut. Konvoi tersebut merupakan bagian dari upaya penyelamatan dan bantuan internasional sebagai tanggapan atas gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar. Di sisi lain, Myanmar berada dalam perang saudara sejak junta militer mengkudeta pemerintahan sipil pada Februari 2021. Kudeta tersebut memicu reaksi publik yang besar dan demostran massal.
Dengan situasi gempa yang terjadi di tengah perang, TNLA, bersama tiga kelompok sekutu lainnya, termasuk Tentara Arakan, mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk memfasilitasi upaya kemanusiaan internasional. Namun, junta menolak usulan ini. Min Aung Hlaing menuduh organisasi etnis bersenjata menggunakan jeda tersebut untuk melakukan pelatihan militer. Pemerintah terus membuka pintu untuk bertemu dan berdiskusi dengan semua organisasi etnis bersenjata untuk melakukan upaya perdamaian yang efektif.