Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, memperingatkan tentang kemungkinan Rusia akan menempatkan senjata nuklir di luar angkasa, yang dapat mengancam keamanan global. Intelijen NATO menunjukkan adanya rencana Moskow ini, yang bisa menghancurkan ratusan satelit dalam satu serangan. Rutte menekankan bahwa hal ini meningkatkan kekhawatiran Barat yang sudah ada sejak invasi Ukraina oleh Putin. Peningkatan aktivitas peluncuran satelit oleh Rusia dan China juga membuat kebutuhan untuk memantau keamanan luar angkasa semakin mendesak.
Rutte menyatakan bahwa NATO dan negara-negara anggotanya sedang melakukan berbagai langkah untuk menghadapi tantangan keamanan luar angkasa yang semakin kompleks. Namun, langkah Rusia tersebut akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa 1967 yang melarang penempatan senjata nuklir di luar angkasa. Meskipun demikian, perangkat pengawasan yang kurang efektif dan ketegangan geopolitik membuat pelanggaran semacam ini semakin mungkin terjadi.
Komando Luar Angkasa AS juga telah mengeluarkan peringatan terkait ancaman yang ditimbulkan oleh senjata luar angkasa Rusia. Jenderal Stephen N. Whiting, Panglima Komando Luar Angkasa AS, menegaskan bahwa militer AS memiliki pasukan luar angkasa terlatih dan mampu. Whiting juga menyoroti China sebagai saingan utama AS dalam hal dominasi luar angkasa.
Meskipun belum ada bukti publik tentang rencana Rusia tersebut, kekhawatiran yang ada menunjukkan bahwa perlombaan senjata di luar angkasa bukan lagi sekadar spekulasi. Perlu respons internasional dan perjanjian baru atau mekanisme pengawasan yang lebih kuat terhadap aktivitas militer di luar angkasa.