Pemerintah Indonesia mendorong percepatan migrasi ke teknologi e-SIM sebagai langkah penting dalam membersihkan ruang digital dari kebocoran data dan penyalahgunaan identitas. Setelah masa penggunaan kartu SIM fisik, masyarakat didorong untuk beralih ke teknologi eSIM yang lebih praktis. Operator seluler di Indonesia sudah menyediakan layanan eSIM, sementara pemerintah meminta masyarakat untuk memanfaatkannya demi keamanan dan perlindungan data pribadi.
Keunggulan teknologi eSIM termasuk keamanan data yang lebih baik, dukungan untuk Internet of Things (IoT), serta efisiensi operasional telekomunikasi. Fitur-fitur seperti ukuran yang lebih kecil dari nano SIM, dukungan multi-nomor, dan proses pengaturan jarak jauh membuat eSIM menjadi pilihan yang menarik bagi pengguna dan operator.
Pentingnya pembatasan nomor seluler juga menjadi perhatian penting, dengan pemerintah membatasi jumlah nomor yang dapat didaftarkan dengan satu NIK. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan identitas dan memastikan keamanan data pelanggan. Operator seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Smart Telecom telah menyediakan layanan migrasi ke eSIM sebagai langkah menuju ekosistem digital yang lebih aman, bersih, dan bertanggung jawab.Menkomdigi juga akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permenkomdigi) baru yang akan memperketat pengawasan terhadap pembatasan nomor seluler dan memperkuat verifikasi identitas dalam proses registrasi. Semua ini bertujuan untuk menjaga ruang digital Indonesia tetap aman dan terkontrol, memastikan keamanan data pribadi masyarakat.
