Pahami Pindai Mata Biometrik: Penjelasan & Ancaman

by -19 Views

Aplikasi World App saat ini sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat setelah menawarkan imbalan sebesar Rp800 ribu kepada siapa saja yang mau melakukan pemindaian mata. Teknologi ini dikenal dengan nama WorldID yang digunakan untuk membangun sistem identitas digital global berbasis data biometrik. Meskipun iming-iming tersebut menarik perhatian, namun kekhawatiran tentang keamanan data pribadi muncul, terutama karena metode pemindaian biometrik pada mata.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia telah menutup akses layanan WorldID dan WorldCoin serta mengkaji regulasi yang berlaku sejak Minggu (4/5) sebagai respons terhadap hal ini. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemindaian biometrik mata dan ancaman apa yang bisa dihadapi?

Pemindaian biometrik adalah teknologi yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang berdasarkan ciri fisik atau perilaku unik yang dimilikinya, seperti sidik jari, suara, wajah, ataupun pola iris atau retina mata. Dalam hal ini, World App menggunakan pemindaian iris mata yang memiliki pola unik untuk setiap individu. Data yang terpindai kemudian disimpan dalam bentuk terenkripsi dan digunakan untuk autentikasi di masa depan.

Data biometrik semakin populer sebagai pengganti kata sandi untuk mengakses perangkat elektronik atau sistem keamanan. Meskipun menjanjikan keamanan tinggi, teknologi biometrik juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan risiko penyalahgunaan data. Ancaman potensial datang dari peretasan data biometrik yang tidak dapat diubah jika terjadi kebocoran. Selain itu, kemungkinan peretasan dengan menggunakan cetakan atau model 3D dari foto juga menjadi masalah serius.

Untuk mengurangi risiko penyalahgunaan, sistem biometrik kini mulai menerapkan autentikasi berlapis dan penyimpanan data terenkripsi di perangkat lokal. Regulasi yang ketat dan edukasi publik menjadi kunci penting dalam penggunaan teknologi biometrik secara etis. Oleh karena itu, teknologi pemindaian mata biometrik mungkin sangat canggih, tetapi tetap harus digunakan dengan hati-hati untuk melindungi data, menjaga transparansi penggunaan, dan mengikuti regulasi yang tepat agar memberikan manfaat, bukan ancaman.

Source link