Presiden Prabowo Subianto memuji keberhasilan Indonesia dalam menjaga inflasi tetap terkendali, terutama terlihat dari stok dan harga pangan yang stabil selama Ramadan dan Lebaran. Prabowo mengakui bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari fondasi yang kuat yang dibangun oleh pemerintahan sebelumnya dan kerja keras tim kerjanya. Dia juga menyoroti kontribusi mantan Presiden Jokowi dalam strategi pengendalian inflasi yang diadopsi pemerintah saat ini. Menurut Prabowo, cara Jokowi mampu menekan inflasi tidak dicontohkan di lembaga-lembaga internasional seperti Harvard atau MIT.
Selain itu, Prabowo juga mengapresiasi peningkatan produksi beras dan jagung di sektor pertanian, khususnya di Sumatra Selatan. Dia mengungkapkan bahwa produksi beras diperkirakan akan naik sekitar 25 persen menjadi 4 juta ton, sebuah prestasi nasional yang patut dibanggakan. Presiden juga menyoroti peningkatan cadangan beras pemerintah yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah NKRI, sebagai bukti keberhasilan strategi ketahanan pangan yang efektif.
Prabowo menekankan bahwa pencapaian ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan matang dan kerja keras seluruh jajaran pemerintah. Ia juga mengapresiasi koordinasi yang kuat dalam menghadapi tantangan cuaca seperti El Nino dan La Nina yang berdampak pada sektor pertanian. Presiden mengakui peran penting tim pangan nasional dalam memastikan surplus produksi pangan di Indonesia.
Dalam konteks ini, Prabowo menegaskan bahwa kontribusi Jokowi dalam mengendalikan inflasi dan meningkatkan produksi pangan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indonesia. Dia berpendapat bahwa hubungan ketat antara kekompakan tim kerja dan strategi yang tepat dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola inflasi dan ketahanan pangan. Semua capaian tersebut memberikan bukti bahwa Indonesia mampu mengelola krisis pangan secara efektif dan memperkuat posisinya di pasar internasional.