Perkembangan terbaru setelah serangan India ke Pakistan telah membawa dampak signifikan. Fokus kini bergeser ke Pakistan, yang dikabarkan siap melancarkan serangan balik. Hal ini terjadi pasca serangan kelompok bersenjata di Pahalgam, Kashmir India, yang menewaskan 26 turis. India menuduh Pakistan sebagai pembeo kelompok bersenjata tersebut sebagai bagian dari ambisi Islamabad untuk menguasai Kashmir. Namun, Pakistan menolak tuduhan ini dan meminta investigasi netral terkait insiden tersebut.
PM Pakistan, Sharif, mengungkapkan niatan untuk membalas atas serangan India dalam sebuah pidato. Ia menyatakan kesediaan Pakistan untuk memberikan respons yang tegas. Sementara Presiden AS, Donald Trump, turun tangan untuk meredakan ketegangan antara India dan Pakistan. Di sisi lain, korban tewas akibat serangan India di Pakistan dan Kashmir mencapai 31 orang, dengan banyak lainnya terluka.
Ancaman dari India juga tidak bisa diabaikan, dimana Menteri Luar Negeri India menegaskan bahwa India akan merespons jika Pakistan melakukan serangan balasan. Sementara Menteri Pertahanan Pakistan memberikan sinyal perang nuklir sebagai respons terhadap keadaan yang terus memanas. Selain itu, keadaan di Ibu Kota India juga dilaporkan mengalami pemadaman listrik yang tidak biasa.
Serangkaian pernyataan dan klaim dari kedua negara juga menjadi sorotan, termasuk pernyataan dari Taliban Afghanistan yang mendorong kedua negara untuk menyelesaikan konflik dengan cara damai. Meskipun terjadi ledakan di beberapa lokasi terkait serangan India-Pakistan, Israel memberikan dukungan kepada India dalam upaya pertahanannya terhadap serangan.
Ketegangan antara India dan Pakistan yang semakin meningkat menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Oleh karena itu, upaya de-eskalasi dan penyelesaian konflik melalui dialog serta diplomasi menjadi sangat penting untuk mencegah situasi yang semakin meruncing.