Alkohol sebelum tidur sebenarnya malah bisa memicu gangguan tidur dan berisiko menyebabkan insomnia. Meskipun terkadang alkohol dapat membuat seseorang cepat tertidur, efek menenangkan ini hanya berlangsung pada awal fase tidur. Alkohol justru mengganggu pola tidur alami setelah beberapa jam pertama, terutama fase tidur REM yang sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental.
Fase tidur REM biasanya terjadi sekitar 90 menit setelah tidur dan alkohol dapat menekan fase ini, mengakibatkan mimpi buruk, parasomnia, dan gangguan lainnya. Selain itu, alkohol dapat memengaruhi ritme sirkadian tubuh dan meningkatkan hormon adenosin yang mengatur rasa kantuk, menyebabkan tidur yang tidak berkualitas.
Tidak hanya itu, alkohol juga dapat berdampak pada sistem pernapasan dengan membuat otot-otot tubuh mengendur, yang meningkatkan risiko sleep apnea atau henti napas saat tidur. Selain itu, efek alkohol terhadap tidur juga berbeda antara pria dan perempuan karena perempuan memetabolisme alkohol lebih cepat.
Gangguan tidur akibat konsumsi alkohol seringkali menimbulkan rasa pusing atau tidak segar saat bangun di pagi hari, dan dapat menurunkan kadar hormon melatonin dalam tubuh. Oleh karena itu, alangkah baiknya untuk mulai mempertimbangkan kembali kebiasaan minum alkohol sebelum tidur. Pola tidur yang sehat, lingkungan tidur yang nyaman, dan rutinitas tidur yang teratur tetap menjadi kunci untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.