Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan negosiasi gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, dengan Israel mengirim delegasi ke Qatar setelah menerima undangan. Pada Jumat malam, Hamas memberikan “tanggapan positif” terhadap tawaran gencatan senjata 60 hari dengan persyaratan tertentu. Namun, pejabat Palestina mengklaim Hamas ingin melakukan amandemen terhadap tawaran tersebut untuk memastikan ketentuan yang lebih jelas.
Di tengah negosiasi, serangan dan tembakan Israel di Gaza menyebabkan kematian sedikitnya 35 warga Palestina, termasuk seorang dokter dan anak-anak. Sebelumnya, Israel tidak menerima perubahan yang diinginkan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata. Presiden AS Donald Trump turut memberikan pernyataan bahwa Israel telah menerima syarat-syarat penting dalam rencana gencatan senjata 60 hari, yang melibatkan pembebasan sandera dan distribusi bantuan kemanusiaan dengan bantuan PBB.
Namun, Hamas masih menuntut amandemen seperti penarikan pasukan Israel dan jaminan bahwa operasi militer tidak akan dilanjutkan. Mediator telah menjamin bahwa negosiasi akan berlangsung dari hari pertama, dengan kemungkinan perpanjangan gencatan senjata jika diperlukan. Meskipun ada kemajuan dalam negosiasi, Netanyahu menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir hingga semua sandera dibebaskan dan kemampuan Hamas dihancurkan. Beberapa anggota kabinet Israel pun menentang kesepakatan yang diajukan.