Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa belanja alutsista yang berasal dari luar negeri akan ditambah menjadi US$25 miliar tahun depan. Penambahan utang luar negeri ini disepakati dalam rapat internal di Istana Bogor, Selasa (29/11/2023) lalu.
“Tanyakan ke Menhan (Prabowo Subianto),” kata Jokowi di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa belanja alutsista tersebut mengalami perubahan alokasi anggaran dari utang luar negeri menjadi US$ 25 miliar di tahun 2024 atau naik sebesar Rp65 triliun (kurs Rp15.400/US$).
“Untuk tahun 2020 – 2024 waktu itu sudah disetujui oleh Bapak Presiden Rp20,75 miliar, kemudian kemarin karena adanya perubahan maka alokasi untuk tahun 2024 menjadi US$25 miliar. Terjadi kenaikan yang signifikan dari US$20,75 miliar ke US$25 miliar yang kemarin disepakati,” kata Sri Mulyani.
Ia menjelaskan peningkatan anggaran belanja alutsista Kemenhan yang berasal dari utang luar negeri ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.
“Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity dan disisi lain masih sesuai dengan Rencana kita dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan penambahan ini masih sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) sektor pertahanan hingga 2034 mendatang. Dimana belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 rencana strategis (Renstra) hingga 2034 mencapai US$ 55 miliar.