Hizbullah Mengincar Israel dan AS, Dimulai Upaya Diplomasi

by -78 Views

Perang Israel dan Hamas belum berakhir setelah tiga bulan lebih, bahkan semakin meluas. Baru-baru ini, Lebanon menembakkan puluhan roket ke Israel utara pada Sabtu yang menjadi bentuk “respon awal” dari pembunuhan wakil ketua Hamas di Lebanon, Saleh al-Arouri. Ketegangan semakin meningkat sejak al-Arouri dibunuh oleh pesawat tak berawak pada hari Selasa di pinggiran selatan Beirut, kubu sekutu Hamas di Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah. Sementara itu, serangan Israel ke Hamas di Gaza telah menewaskan 22.600 orang, dan menghancurkan daerah kantong padat penduduk yang berpenduduk 2,3 juta orang, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mulai melakukan dorongan diplomatik baru pada Jumat lalu untuk mencegah dampak perang Gaza meluas hingga ke Lebanon, Tepi Barat, dan jalur pelayaran Laut Merah. Saat ini, Gaza mengalami tingkat kelaparan yang tinggi, dan diperkirakan akan mengalami masa-masa sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gaza juga dilanda bencana kesehatan yang ditandai dengan penyebaran penyakit menular, dan 180 perempuan Palestina melahirkan setiap hari di tengah kekacauan ini.

Kemiskinan di Daerah Gaza mematikan juga mengancam lebih dari 1,1 juta anak di Gaza. Rumah sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, hampir tidak berfungsi sejak pertengahan November karena serangan Israel, menyebabkan puluhan pasien meninggal.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan pemimpin Turki dan Yunani guna meredakan ketegangan di Timur Tengah sejak perang Israel dengan Hamas dimulai Oktober lalu. Pengamat menyebutkan bahwa masa depan Gaza saat ini berada di tangan rakyat Palestina, bukan Israel. Palestina bersama dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menolak rencana pembangunan di Gaza pasca perang yang diusulkan oleh pihak Israel.