Israel Terus Menyerang Rafah Meskipun Sudah Diingatkan PBB selama Evakuasi Warga

by -109 Views

Pasukan Israel terus melakukan serangan ke beberapa wilayah Gaza termasuk Rafah pada Sabtu (11/5/2024). Padahal, saat itu sedang dilakukan operasi evakuasi warga secara besar-besaran. Di sisi lain, PBB telah memperingatkan bahwa invasi langsung ke kota yang padat penduduknya itu berisiko menimbulkan bencana masif.

Wartawan asing, petugas medis, dan saksi mata melaporkan serangan di seluruh wilayah pesisir. PBB mengatakan bantuan kemanusiaan terhambat setelah pasukan Israel menentang tentangan internasional dan memasuki Rafah timur pekan ini, sehingga membuat jalur penyeberangan bantuan utama tertutup.

Mengutip CNA, sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan di Gaza tengah dan dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di kota Deir al-Balah. Sebuah gambar memperlihatkan mayat-mayat yang diselimuti debu putih tergeletak di tanah di sebuah halaman di rumah sakit tersebut.

Saksi mata melaporkan adanya serangan udara yang intens di dekat perbatasan Rafah dengan Mesir, dan foto-foto AFP menunjukkan asap mengepul di atas kota. Pasukan Israel sejak Selasa lalu menyita dan menutup sisi Palestina dari penyeberangan Rafah dan memerintahkan penduduk Rafah timur untuk mengungsi.

Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa Israel telah melanggar norma hukum internasional dalam penggunaan senjata dari Amerika Serikat, namun tidak cukup bukti untuk memblokir pengiriman. Hamas mengatakan penutupan penyeberangan Rafah memperparah bencana kemanusiaan di daerah yang terkepung tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk melenyapkan batalion Hamas di Rafah setelah evakuasi dari kamp pengungsi Jabalia dan Beit Lahia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan Gaza menghadapi bencana kemanusiaan yang luar biasa jika Israel melancarkan operasi darat berskala penuh di Rafah.

Tentara Israel telah membuka kembali penyeberangan Kerem Shalom di dekat Rafah, namun bantuan masih sulit untuk masuk ke wilayah yang dikepung tersebut. Gedung Putih belum melihat adanya operasi darat besar yang signifikan di Rafah, namun tetap mengamati situasi dengan penuh keprihatinan. Pemerintahan Biden telah menghentikan pengiriman 3.500 bom karena Israel tampaknya siap untuk menyerang Rafah.

Majelis Umum PBB memberikan hak tambahan kepada Palestina dan mendukung upaya mereka untuk menjadi anggota penuh, yang diveto oleh AS di Dewan Keamanan.