Majelis Umum PBB telah mendesak gencatan senjata yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan antara Israel dan Hamas demi kemanusiaan. PBB juga menuntut akses bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Resolusi ini tidak menyebutkan nama Hamas, yang telah menahan sekitar 220 warga sipil dalam serangan yang terjadi pada tanggal 7 Oktober. Namun demikian, resolusi ini menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat bagi semua warga sipil yang ditawan secara ilegal, serta mengecam serangan terhadap warga sipil di Palestina dan Israel.
Keputusan ini disetujui dengan 120 suara mendukung, 45 abstain, dan 14 suara menentang, termasuk dari Israel dan Amerika Serikat.
Meskipun resolusi ini tidak mengikat, namun memiliki dampak politik yang signifikan yang mencerminkan isolasi internasional yang dialami oleh AS dan Israel ketika operasi darat Israel meningkat.
Upaya untuk menuntut pembebasan sandera segera mendapat dukungan dari 88 suara, namun gagal memenuhi persyaratan mayoritas dua pertiga. Hal ini terkait dengan tekanan dari AS dan Israel.
Awalnya, Yordania menyerukan gencatan senjata yang segera, namun untuk mendapatkan dukungan yang lebih maksimal, Yordania mengubah rancangan resolusi dengan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan berkelanjutan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan.
Ini adalah kali pertama PBB memiliki pandangan bersama mengenai krisis di Timur Tengah setelah empat upaya untuk mencapai posisi bersama di Dewan Keamanan PBB tidak berhasil karena adanya veto dari Rusia atau Amerika.
Berikut adalah daftar 120 negara yang mendukung gencatan senjata antara Israel dan Hamas:
– [Daftar negara-negara yang mendukung gencatan senjata tidak tercantum di artikel]
Sumber: CNBC Indonesia