Pergantian Besar di Perusahaan Pelayaran Raksasa dengan PHK 10.000 Karyawan, Mengapa?

by -109 Views

Raksasa pelayaran, Maersk, telah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan pekerjanya akibat permintaan yang lemah dan harga angkutan barang yang rendah yang telah menurunkan pendapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pelayaran yang mengalami peningkatan pesat akibat pandemi, kini menghadapi kehancuran.

Dalam laporan kuartal ketiganya, perusahaan pelayaran terbesar di dunia ini mengungkapkan bahwa pendapatannya turun hampir setengahnya menjadi US$12 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Maersk, perusahaan asal Denmark, telah melakukan pemotongan sekitar 6.500 pekerja tahun ini karena menghadapi “kondisi pasar yang menantang”. Perusahaan tersebut berencana untuk mem-PHK 3.500 pekerja lagi, dan sebagian besar PHK tersebut akan terjadi dalam delapan minggu ke depan.

Dengan pemotongan ini, jumlah tenaga kerja perusahaan akan turun menjadi di bawah 100.000 orang. “Industri kami menghadapi kondisi normal baru dengan permintaan yang lemah, harga yang kembali sejalan dengan tingkat historis, dan tekanan inflasi pada biaya kami,” kata Kepala Eksekutif Maersk Vincent Clerc dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNN International.

Meskipun perusahaan ini mencatatkan rekor laba tahun lalu, namun mereka telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa lonjakan harga pengiriman akibat pandemi tidak akan bertahan lama. Menurut Drewry Shipping, biaya pengiriman kontainer berukuran 40 kaki di delapan rute global utama hanya US$1.406 pada pekan lalu, yaitu 54% di bawah levelnya pada minggu yang sama tahun 2022.

Maersk juga memperkirakan laba setahun penuh akan berada pada batas bawah kisaran yang telah mereka sebutkan sebelumnya, yaitu US$9,5 miliar hingga US$11 miliar.