Warga Kibarkan Bendera Putih Setelah 10.500 Orang Tewas

by -99 Views

CNBC Indonesia – Israel masih terus melakukan serangan ke Gaza. Hingga Kamis (9/11/2023) sejumlah laporan menyebutkan bahwa rudal masih terus menghantam kawasan Palestina tersebut. Dalam pembaruan Al-Jazeera, Rabu malam, disebutkan bahwa jumlah korban terus bertambah dan telah mencapai 10.500 orang. Dari CNBC International, laporan menyebutkan bahwa Israel telah mengklaim telah menghancurkan ratusan terowongan bawah tanah milik Hamas.

Sementara itu, CNN International juga melaporkan bahwa warga Gaza berbondong-bondong mengibarkan bendera putih sebagai tanda evakuasi yang dilakukan oleh Israel. Berikut adalah rangkuman dari CNBC Indonesia: 10.569 Warga Gaza Tewas. Jumlah korban di Gaza terus bertambah. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa 10.568 orang tewas akibat serangan Israel, sementara 4.324 lainnya mengalami luka-luka. Sebagian besar korban tersebut adalah anak-anak dan wanita. Meskipun demikian, Israel menegaskan tidak akan melakukan gencatan senjata. Di sisi lain, lebih dari 155 orang telah tewas dan 2.250 lainnya terluka di Tepi Barat. Di Israel sendiri, 1.400 orang tewas dan lebih dari 7.198 lainnya terluka.

Israel Hancurkan Terowongan Hamas, Israel mengklaim telah menghancurkan 130 terowongan di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa ini merupakan jumlah total terowongan yang berhasil dihancurkan selama operasi militer di wilayah Palestina tersebut. Sejumlah rekaman video penghancuran tersebut dikeluarkan oleh juru bicara IDF Daniel Hagari melalui media sosial, namun laporan ini belum diverifikasi secara independen. Hamas diyakini telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk membangun terowongan bawah tanah sepanjang lebih dari 300 mil.

Anak-Anak Gaza Kelaparan, Al-Jazeera melaporkan bahwa anak-anak di Gaza menghadapi kelaparan, penyakit, dan dehidrasi. Anak-anak yang selamat dari serangan Israel mengalami risiko kematian yang tinggi. Alexanda Saieh dari Save the Children menyatakan bahwa situasinya sangat buruk, terutama bagi anak-anak, yang menanggung akibat paling berat dari kekerasan yang sedang terjadi. Lebih dari 1.000 anak lainnya dilaporkan telah tewas, sementara lebih dari 1.000 anak lainnya masih hilang atau terperangkap di bawah reruntuhan. Menurutnya, tanpa adanya gencatan senjata, kondisinya akan semakin memburuk.

Netanyahu Keukeuh Tidak Ada Gencatan Senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak prospek gencatan senjata di Gaza. Komentar ini muncul di tengah laporan adanya “perundingan untuk menghentikan sementara pertempuran”. Ia menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan sandera. Gerbang Penyeberangan Rafah Ditutup, Gerbang penyeberangan Rafah kini ditutup, meskipun gerbang ini merupakan jalan keluar bagi warga Gaza untuk menyelamatkan diri. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel tidak memberikan rincian tambahan mengenai penyebab pasti penutupan penyeberangan antara Gaza dan Mesir tersebut. Namun, keamanan disebut sebagai penyebabnya.

Ratusan Staf Kongres AS Mogok Minta Gencatan Senjata, Lebih dari 100 staf Kongres AS melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut gencatan senjata. Mereka berjaga di depan gedung Capitol AS dan mengatakan bahwa mereka “tidak lagi nyaman untuk berdiam diri”. Sebagian besar anggota Partai Demokrat mendukung langkah tersebut. Meskipun begitu, pemerintahan Biden menolak tekanan untuk mendukung seruan gencatan senjata, dan lebih memilih untuk mendapatkan “jeda kemanusiaan” dalam pertempuran tersebut.

Seruan Gencatan Senjata di Gaza Makin Kencang, Bukan hanya di AS, seruan gencatan senjata juga semakin kencang di Inggris. Persatuan Organisasi Muslim Walsall mendesak Inggris dan para pemimpin dunia untuk memfasilitasi gencatan senjata di Gaza setelah lebih dari sebulan serangan Israel ke wilayah tersebut.

Warga Gaza Kibarkan Bendera Putih, Warga Gaza kibarkan bendera putih dan memegang kertas identitas, Tabu, saat mereka mengikuti perintah Israel untuk pindah dari wilayah utara ke selatan. Video dari lokasi kejadian menunjukkan sejumlah warga Palestina menuju ke selatan, termasuk anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia. Beberapa di antara mereka tidak membawa apa-apa selain botol air, sementara yang lain membawa bendera putih sebagai tanda harapan untuk perjalanan yang aman.

Pelapor khusus PBB mengenai hak kepada perumahan yang layak telah memperingatkan bahwa pemboman “sistematis” Israel terhadap perumahan dan fasilitas sipil di Gaza adalah ilegal. Ini merujuk pada hukum kemanusiaan internasional. Menurut PBB, Israel telah menghancurkan 45% dari seluruh unit perumahan di Gaza sejak 7 Oktober dan membuat sekitar 1,5 juta orang mengungsi di dalam negeri. Fasilitas medis di Gaza utara juga terancam berhenti berfungsi karena bahan bakar untuk generator cadangan akan habis dalam satu hari. ICRC juga menyatakan terkejut atas serangan Israel ke konvoi kemanusiaan mereka, yang membawa pasokan medis ke fasilitas kesehatan di Gaza, dan menyerukan agar hukum humaniter internasional dihormati.

Para menteri luar negeri dari G7 telah memperingatkan Iran tentang peningkatan eskalasi selama perang Israel di Gaza, dan mengatakan bahwa Teheran harus mengendalikan kelompok bersenjata sekutunya. Iran telah muncul sebagai salah satu negara yang paling vokal menentang pemboman Israel di Gaza, dan telah memperingatkan bahwa perang dapat meluas ke AS.