Israel Menanggapi Rencana Pembebasan Sejumlah Sandera Oleh Hamas

by -64 Views

Sayap bersenjata Hamas mengumumkan bahwa mereka akan membebaskan beberapa sandera asing dari Gaza dalam beberapa hari mendatang. Juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Obeida, mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah pidato video pada Selasa (31/10/2023). Obeida juga berjanji untuk mengubah Gaza menjadi “kuburan” dan “rawa” bagi pasukan Israel di tengah meningkatnya operasi darat.

Lebih dari 230 orang, termasuk tentara Israel, warga sipil, dan orang asing dari berbagai negara, ditawan oleh Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya selama serangan mematikan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. Kelompok hak asasi manusia, Israel, dan PBB telah menyerukan pembebasan segera para sandera, dan keluarga mereka meminta pemerintah Israel untuk menjamin pembebasan mereka.

Hingga saat ini, lima sandera telah dibebaskan, sebagian besar melalui negosiasi melalui saluran diplomatik dengan bantuan dari negara-negara seperti Qatar dan Mesir. Salah satu sandera dibebaskan setelah serangan darat oleh pasukan Israel di Gaza.

Pada Selasa, keluarga Israel yang menjadi korban pembunuhan pada tanggal 7 Oktober meminta Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki pembunuhan dan penculikan tersebut. Pengacara internasional yang berbasis di Tel Aviv, Yael Vias Gvirsman, mengajukan “komunikasi pasal 15” ke ICC, mendesak jaksa ICC Karim Khan untuk memfokuskan penyelidikan terhadap serangan Hamas.

ICC telah menerima pengajuan tersebut dan sedang mempertimbangkan permintaan tersebut. Otoritas Palestina telah bergabung dengan pengadilan tersebut pada tahun 2015, sehingga ICC dapat memulai penyelidikan atas dugaan kejahatan yang dilakukan di wilayah Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut keputusan tersebut sebagai “penyimpangan keadilan” pada saat itu.

Ketika mengunjungi penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza, Khan menyatakan bahwa menghalangi akses bantuan ke Gaza dapat dianggap sebagai kejahatan di bawah yurisdiksi ICC. Namun, saat ini Khan belum berhasil masuk ke Gaza dan Israel untuk bertemu dengan keluarga korban.

Sumber: CNBC Indonesia