Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Edi Martono, memperingatkan tentang kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) tahun depan. Hal ini disebabkan oleh turunnya produksi kelapa sawit Indonesia akibat adanya fenomena El Nino. Edi mengungkapkan bahwa El Nino yang terjadi tahun ini akan berdampak pada produksi kelapa sawit tahun ini. Penurunan produksi ini sudah terlihat sejak pertengahan tahun ini, dengan produksi minyak sawit hanya mencapai 36,3 juta ton pada bulan Agustus 2023. Dari volume tersebut, ekspor minyak sawit mencapai 23,4 juta ton. Selain itu, progres penanaman ulang kelapa sawit juga mengalami perlambatan, terutama di lahan petani kecil. Sementara itu, permintaan terus meningkat seiring dengan komitmen pemerintah untuk menerapkan B35 dan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Edi menyatakan bahwa stok kelapa sawit Indonesia diprediksi akan rendah. Kondisi ini akan menyebabkan kenaikan harga minyak sawit tahun depan, sedangkan tahun ini harga minyak sawit mengalami penurunan drastis. Hal ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli akibat pelemahan ekonomi di beberapa negara dan berlimpahnya stok di negara-negara produsen. Pada bulan Agustus lalu, ekspor minyak sawit Indonesia turun 55% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara produksi CPO turun menjadi 3,86 juta ton. Namun, stok domestik pada akhir Agustus sedikit meningkat menjadi 3,24 juta ton.